Friday, June 6, 2008

Politik AS

Cerita Bob Kennedy dan Obama

Getty Images/Virginia Guy / Kompas Images
Almarhum Robert Francis Kennedy (1925-1968) terlihat ketika berpidato saat kampanye pemilu presiden AS tahun 1968. Dia meninggal karena ditembak.
Jumat, 6 Juni 2008 | 03:00 WIB

Sebuah kebetulan, sukses Senator Barack Obama menjadi calon presiden dari Partai Demokrat 3 Juni bersamaan dengan sukses Robert F Kennedy pada 40 tahun lalu. Robert (Bob) Kennedy pada 5 Juni 1968 memenangi pemilihan pendahuluan di California, kemenangan yang kian memastikan dia akan tampil sebagai calon presiden dari Demokrat.

Bob yang baru berusia 42 tahun itu tampil penuh percaya diri, karismatik, dan bintang politik liberal. Tak banyak berbeda dengan penampilan Obama dengan gaya pidato karismatik, percaya diri selama kampanye calon presiden dari Demokrat.

Orang Amerika melihat Bob seakan melihatkan abangnya, John F Kennedy, yang tewas terbunuh di Texas lima tahun sebelumnya. Bob Kennedy dikenal sangat menentang Perang Vietnam, yang menurut dia, keterlibatan tentara AS sia-sia.

Gaya pidato yang memikat dan usia muda membuat Bob Kennedy menarik kaum muda. Nama klan Kennedy yang populer, pengalaman sebagai Jaksa Agung semasa Presiden John F Kennedy, dan hampir empat tahun sebagai Senator New York membuat Bob menjadi idola baru dunia politik AS.

Tetapi, langkah Bob Kennedy terhenti beberapa menit seusai menang di California. Saat di Hotel Ambassador guna berterima kasih kepada para pendukungnya, muncul Sirhan Sirhan dengan pistol dan melepaskan sejumlah tembakan ke arah Bob. Sebuah peluru menembus kepala membuat Bob tewas di rumah sakit keesokan harinya.

Sirhan, pria Palestina, menembak Bob Kennedy karena mendukung Israel. Sirhan kini menjalani hukuman seumur hidup di penjara California. Bob meninggalkan istrinya, Ethel, dengan 11 anak, termasuk yang masih ada di kandungan saat itu.

Kehadiran Obama dari Demokrat kini mengingatkan kepada para politisi muda klan Kennedy. Bulan Januari lalu, Senator Edward Kennedy dan Caroline Kennedy, yang juga putri Presiden John F Kennedy, mendukung Obama yang dinilai meneruskan semangat mereka.

Dalam pidato di depan kelompok Yahudi di Amerika (AIPAC), Obama juga menegaskan akan mendukung Israel dan memastikan Jerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi itu. Dia juga mengecam program nuklir Iran yang harus dihentikannya.

Obama sukses sebagai calon presiden kulit hitam pertama AS dari Demokrat, kesuksesan sebagaimana John dan Bob Kennedy raih sebelumnya. Hanya saja, Bob Kennedy terhenti sebelum berlomba ke Gedung Putih. Padahal, para pengamat politik yakin Bob Kennedy akan sukses mengikuti jejak abangnya, John F Kennedy.

Para pendukung Partai Demokrat mengharapkan Obama sukses mengalahkan John McCain dari Republik. Seperti Bob Kennedy yang mengecam Perang Vietnam, Obama menolak perang di Irak. Keduanya juga pro-Israel yang masih terus berseteru dengan Palestina.

Tetapi, banyak harapan, cerita perjalanan politik Obama tidak berakhir seperti Bob Kennedy. Juga tidak seperti John F Kennedy. (Reuters/AFP/ppg)