Wednesday, July 2, 2008

Obama Hadapi Isu Patriotisme

McCain Akan ke Kolombia dan Meksiko

AP Photo/Jae C Hong / Kompas Images
Barack Obama, calon presiden AS dari Partai Demokrat, berdiri dengan latar belakang bendera AS saat berpidato di Truman Memorial Building di Independence, Missouri, AS, Senin (30/6).
Rabu, 2 Juli 2008 | 03:00 WIB

independence, selasa - Setelah isu rasisme, kini kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama, menghadapi isu patriotisme. Kubu rival Obama, Partai Republik, mempertanyakan patriotisme dan nilai inti Amerika menjelang perayaan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.

Menjawab pertanyaan itu, Obama mengatakan tidak seharusnya seorang kandidat menggunakan patriotisme sebagai ”pedang politis” dalam pemilu presiden. ”Pertanyaan tentang siapa yang patriotis dan siapa yang tidak patriotis sering meracuni debat politis dan memecah belah,” katanya, Selasa (1/7) WIB dalam kampanye di Independence, Missouri.

”Sepanjang hidup, saya selalu mencintai dan patuh kepada negara ini. Selama 16 bulan terakhir, baru kali ini patriotisme saya dipertanyakan,” ujar Obama.

”Tentu kita bisa sepakat bahwa tidak ada partai atau filsafat politik yang memiliki monopoli atas patriotisme. Perbedaan pendapat tidak akan membuat seseorang menjadi tidak patriotis,” katanya.

Obama dikritik karena tidak mengenakan pin bendera Amerika. Kritikus juga menyerang Obama, menyebutnya elitis dan tidak selaras dengan nilai dasar Amerika saat mengatakan dalam sebuah kampanye bahwa kelas pekerja menjadi sangat pahit sehingga harus berpaling kepada Tuhan dan senjata.

Obama menghadapi kontroversi baru saat pensiunan jenderal Wesley Clark, yang mendukung Obama, menyerang patriotisme kandidat Republik, John McCain. Dalam sebuah siaran di CBS, Minggu, Clark mengatakan, dia mengagumi jasa McCain selama Perang Vietnam, tetapi tidak serta-merta menjadikan McCain layak menjadi presiden.

”Saya kira, naik pesawat tempur dan tertembak jatuh bukanlah kualifikasi untuk menjadi presiden,” kata Clark. Clark membela pernyataannya itu dan mengatakan tidak mewakili kubu Obama.

Menanggapi hal itu, Obama mengatakan, patriotisme harus melibatkan kerelaan untuk berkorban. ”Bagi orang-orang seperti John McCain yang telah mengalami siksaan fisik saat berjuang bagi negara kita, pengorbanan itu tidak perlu dibuktikan lagi,” ujarnya.

Dalam kampanyenya, McCain mengusung statusnya sebagai veteran Perang Vietnam yang paling siap untuk menjaga keamanan AS. McCain menyebut pernyataan Clark tidak perlu.

”Saya bangga dengan catatan pelayanan saya. Saya punya banyak teman dan pemimpin yang bisa mengujinya,” ujar McCain.

Perdagangan bebas

Untuk menunjukkan pengalaman politik luar negeri yang lebih baik, McCain mengatakan akan mengunjungi Kolombia dan Meksiko pada pekan ini. Perdagangan bebas, obat-obatan terlarang, dan imigrasi akan menjadi agenda utamanya.

McCain dijadwalkan bertemu dengan Presiden Kolombia Alvaro Uribe, Selasa, dan sejumlah pejabat di Cartagena, Rabu. Hari Kamis, McCain dijadwalkan bertemu dengan Presiden Meksiko Felipe Calderon di Mexico City sebelum kembali ke Arizona untuk perayaan 4 Juli.

Berbicara di Pennsylvania, Senin, McCain mengatakan, dia memiliki tugas besar untuk menjelaskan dukungannya terhadap Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang dianggap merugikan lapangan pekerjaan di AS. ”Saya harus meyakinkan mereka bahwa konsekuensi proteksionisme dan isolasionisme bisa menghancurkan masa depan mereka,” katanya.

Obama menyatakan NAFTA harus dirundingkan ulang. Pakta itu dituding menjadi penyebab hilangnya lapangan pekerjaan rakyat AS karena ”diambil” Kanada dan Meksiko yang termasuk dalam NAFTA. (ap/afp/reuters/fro)


No comments: