Kuala Lumpur, Senin - Larangan untuk terjun ke panggung politik praktis bagi pemimpin oposisi Anwar Ibrahim telah berakhir, Senin (14/4). Partai Keadilan berencana memperingati hal itu dengan menggelar aksi protes walau kepolisian sejak awal menegaskan akan membubarkan protes itu dengan paksa.
Aksi protes itu sekaligus menjadi peringatan gerakan reformasi dan periode kebangkitan rakyat Malaysia. Selama ini, aksi protes atau ajang berkumpul untuk kepentingan politik diatur ketat oleh Pemerintah Malaysia. Lokasi acara peringatan ”kebebasan” Anwar itu dijaga ketat unit kepolisian anti-huru hara.
”Kami belum memberi izin untuk acara itu. Saya minta supaya orang-orang tidak ikut hadir. Acara itu dilarang,” kata Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Muhammad Sabtu Osman, Senin (14/4) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam acara itu, seyogianya Anwar memaparkan rencana- rencananya di masa depan. ”Biarkan saja ia membuat kejutan,” kata Wakil Presiden Partai Keadilan Syed Husin Ali.
Namun, polisi Malaysia secara paksa telah menghentikan pidato Anwar dan acara arak-arakan yang sempat dihadiri lebih dari 10.000 orang. ”Polisi telah meminta kami berhenti sehingga kami membatalkannya, dan kami memilih memenuhi tuntutan itu hingga kami berhasil memimpin negara,” kata Anwar.
Sekitar 300 aparat, termasuk polisi antihuru-hara, dipersenjatai dengan truk-truk penyemprot. Anwar sempat berbicara selama satu jam hingga polisi melarang.
Syed Husin Ali menegaskan, acara itu adalah wilayah pribadi dan bukan di ruang publik. ”Kami tidak mengerti kenapa polisi kemudian berubah pikiran. Padahal sejak awal mereka sudah terlibat dalam diskusi mengenai teknis penyelenggaraan, seperti pengaturan lalu lintas dan keamanan,” ujarnya.
Energi besar
Kembalinya Anwar secara formal ke panggung politik kemungkinan akan memberi energi dan semangat lebih besar kepada oposisi Malaysia yang mendapat kemenangan besar pada pemilu lalu. Oposisi mendapat 88 dari 222 kursi parlemen dalam pemilu 8 Maret dan menguasai lima dari 13 negara bagian di Malaysia.
Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi sekali lagi menegaskan tidak akan mundur dan akan kembali mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin partai yang berkuasa, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), pada pemilu partai, Desember 2008.
Pekan lalu, Badawi menyatakan akan menyerahkan kekuasaan kepada Wakil PM Najib Razak. Badawi juga mengaku akan membahas rencana suksesi itu setelah bulan Desember.
Segera setelah pernyataan Badawi itu muncul, berbagai pihak mendesak Badawi untuk segera menyusun rencana itu secara resmi. Desakan-desakan itu berasal dari Muhyiddin Yassin, Menteri Perdagangan sekaligus Wakil Presiden UMNO. Ia khawatir UMNO akan tenggelam jika tidak ada perubahan dalam struktur kepemimpinan.
”Sentimen di tingkat bawah memanas,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Rais Yatin telah menegaskan, anggota UMNO memiliki hak meminta Badawi mundur atau paling tidak mengumumkan rencana suksesi.
”Saya pikir jika rencana suksesi diumumkan, maka para pemimpin kelompok akar rumput akan tahu kepastian jadwalnya. Hal itu baik untuk menstabilkan partai. Akar rumput sebaiknya diberi kesempatan untuk menunjukkan perasaan mereka,” ujarnya.
Sejak kalah di pemilu, Badawi didera tuntutan supaya dirinya mundur. Jika Badawi segera mundur, hal itu akan memudahkan proses penyerahan kekuasaan. Sejak kalah, Badawi sebenarnya sudah mengaku ikut bertanggung jawab. Ia juga sudah mengaku tidak akan mempertahankan kekuasaan. Meskipun demikian, ia juga telah mencanangkan program perbaikan sosial ekonomi di Malaysia. (REUTERS/AFP/AP/LUK)
No comments:
Post a Comment