Wednesday, April 2, 2008

UMNO

Isu Perpecahan Menajam
Mahathir Kembali Desak PM Badawi Mundur


Rabu, 2 April 2008 | 00:43 WIB

Kuala Lumpur, Selasa - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, Selasa (1/4), mengajak anggota Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau UMNO untuk mendesak PM Abdullah Badawi mundur. Seruan Mahathir semakin menegaskan perpecahan di tubuh UMNO pascapemilu 8 Maret.

Di hadapan sekitar 2.000 pendukung UMNO yang bertemu di sebuah hotel di Kuala Lumpur, Mahathir kembali mendesak Badawi untuk mundur. ”Saya meminta dia mundur. Orang lain tentu sudah mundur, tetapi dia tidak. Jika dia menunggu hingga partai ini hancur total, sia-sia saja,” katanya.

Mahathir pernah menyerukan tuntutan serupa sesaat setelah koalisi berkuasa Barisan Nasional (BN) kehilangan kursi mayoritas di parlemen pada pemilu 8 Maret. Namun, Badawi bersikukuh untuk bertahan.

Mahathir menuding Badawi gagal memberantas korupsi dan nepotisme yang merajalela di Malaysia. Dia merujuk pada menantu Badawi, Khairi Jamaluddin, yang memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan Badawi.

Seruan Mahathir diulangi putranya, Mukhriz Mahathir. Dia menyerukan agar anggota UMNO berani berbicara dan tidak terintimidasi.

”Jangan takut jika kalian mencintai negara ini. Bicaralah. Kita telah sampai di persimpangan. Ada yang salah dengan kepemimpinan kita, yaitu Abdullah Badawi,” kata Mukhriz.

Pertemuan di hotel di Kuala Lumpur tersebut semula bertujuan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai BN pada pemilu parlemen. Selain kehilangan mayoritas dua pertiga kursi, BN juga kehilangan kendali atas lima negara bagian. Ini merupakan hasil terburuk sepanjang sejarah kepemimpinan BN sejak tahun 1957.

Namun, evaluasi hasil pemilu itu berubah menjadi ajang terbuka untuk mengkritik Badawi dan meminta dia mundur. Salah satu orang dekat Badawi, Mohamad Khir Toyo, mengatakan, mundurnya Badawi bukan jawaban atas persoalan yang sedang dialami UMNO.

Sebelum seruan agar Badawi mundur kembali merebak, pendukung UMNO terpecah mengenai usulan jadwal pemilihan presiden partai. Badawi menunda jadwal pemilihan yang seharusnya pada bulan Agustus menjadi Desember. Para pengamat mengatakan, Badawi mencoba membeli waktu.

Mundurnya beberapa wakil menteri dari kabinet baru Badawi juga memunculkan spekulasi perpecahan di tubuh UMNO.

Saat isu perpecahan gencar menerpa UMNO, oposisi Malaysia justru memantapkan persatuan mereka. Tiga partai oposisi, yaitu Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dan Partai Aksi Demokratik (DAP), Selasa, meresmikan koalisi di bawah nama Pakta Rakyat.

”Jika ada perbedaan, kami akan mencoba menghormati perbedaan itu,” kata Pemimpin PAS Hadi Awang. (ap/afp/reuters/fro)

No comments: