Politik Pengusaha Berlusconi
Kemenangan Silvio Berlusconi dalam pemilu parlemen di Italia hari Selasa lalu membuktikan bahwa karakter seseorang berperan penting dalam politik.
Silvio Berlusconi (71), yang mengibarkan bendera koalisi konservatif People of Freedom (koalisi Forza Italia dan Alleanza Nazionale), memenangi 167 kursi dari 315 kursi di senat dan merebut 340 dari 630 kursi di majelis rendah. Kemenangan itu telah membawa Berlusconi, pengusaha sekaligus politisi ini, menduduki kursi perdana menteri untuk yang ketiga kalinya.
Pertama kali ia menjadi perdana menteri pada tahun 1994. Lalu, tahun 2001 terpilih kembali. Tahun 2006, ia digantikan Romano Prodi yang hanya bertahan dua tahun karena mosi tidak percaya di Senat.
Apa yang membuat rakyat Italia menjatuhkan pilihan kepada tokoh kontroversial, flamboyan, orang terkaya di Italia, pemilik imperium bisnis seperti media, periklanan, asuransi, makanan, dan konstruksi serta pemilik klub sepak bola AC Milan ini?
Kolumnis di koran Il Corriera della Sera, Beppe Severgnini, menyebut rakyat Italia terkena ”sindrom Zorro”. Paling kurang setiap 10 tahun, rakyat Italia membutuhkan seseorang yang mampu menyelamatkan mereka. Pertama kali Benito Mussolini, lalu Amerika, Uni Eropa, lalu para hakim antikorupsi. Kini Berlusconi.
Berlusconi dipandang sebagai seorang pengusaha yang memiliki karisma dan dapat menyelamatkan Italia yang saat ini tengah menghadapi persoalan besar, antara lain utang pemerintah yang demikian besar, pertumbuhan rendah, dan daya saing ekonomi yang menurun.
Tahun 2007, utang pemerintah 104 persen dari produk domestik bruto tahunan, sementara rata-rata negara anggota Uni Eropa hanya 60 persen. Itu berarti Italia harus membayar bunga 70 miliar euro setiap tahun. Soal lain yang dihadapi Italia adalah dalam hal keselamatan kerja. Hampir 100 buruh setiap bulan tewas saat bekerja. Ini berarti 10 kali lebih tinggi dibandingkan Inggris.
Ada impian dalam diri rakyat Italia untuk mengembalikan kebesaran negerinya, seperti tertulis dalam sejarah. Mereka berharap bahwa Italia mampu berperan di Eropa seperti pada zaman Kekaisaran Romawi dulu.
Dalam diri Berlusconi, yang pandai ”berjualan” dan menawarkan mimpi, rakyat Italia juga berharap. Sebagai pengusaha yang biasa berpikir dan mengambil keputusan cepat serta berani mengambil risiko, Berlusconi akan mampu menjadi penyelamat. Pengusaha cenderung berpikiran realistik, pragmatik, tidak terlalu berbunga-bunga, tidak bertele-tele, tidak banyak wacana, cepat, dan berani mengambil keputusan.
Itulah yang diharapkan rakyat Italia saat ini.
No comments:
Post a Comment