Monday, April 7, 2008

Badawi Balik Kecam Mahathir

Senin, 7 April 2008 | 01:16 WIB

KUALA LUMPUR, Minggu - Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Minggu (6/4) di Kuala Lumpur, melancarkan serangan bernada pedas terhadap mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Serangan balik ini merupakan balasan atas desakan Mahathir pada Badawi.

Mahathir telah berulang kali menuduh PM Badawi menyuburkan praktik korupsi dan kroniisme dalam dua tahun terakhir. Mahathir mengulangi lagi desakannya agar Badawi mundur setelah Barisan Nasional gagal menguasai mayoritas mutlak di parlemen akibat penurunan perolehan suara pada pemilu 8 Maret lalu.

Badawi menegaskan, dia tidak akan mau mundur sebagai PM, juga tidak akan mau mundur sebagai Ketua Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang menjadi pemimpin di Barisan Nasional, koalisi pemerintahan yang terdiri dari berbagai partai.

Badawi memberi sinyal bahwa ia sudah tidak sabar lagi dengan kecaman dan desakan beruntun yang meminta agar dirinya mundur. Pernyataan Badawi itu menegaskan lagi soal makin dalamnya perseteruan Mahathir- Badawi, dua tokoh utama politik Malaysia.

Adalah Mahathir yang memilih Badawi sebagai penggantinya pada tahun 2003, setelah 23 tahun Mahathir berkuasa sebagai perdana menteri.

Menyalahgunakan kekuasaan

Badawi juga menegaskan bahwa, ”Dia (Mahathir) kuat, namun kekuatan itu disalahgunakan,” katanya dalam jumpa pers.

Ia mengakui bahwa hingga kini di UMNO, Mahathir masih merupakan figur yang kuat. ”Akan tetapi, tolong beri kesempatan kepada saya untuk menjalankan pemerintahan,” kata Badawi.

Dia mengingatkan bahwa kecaman terus-menerus yang dilakukan Mahathir soal kebijakannya hanya akan memperlemah UMNO. Pekan lalu, Mahathir juga meminta anggota UMNO melakukan pemberontakan terhadap PM Badawi.

Mahathir juga menegaskan bahwa Barisan Nasional kehilangan mayoritas semata-mata karena warga kecewa pada PM Badawi. Namun, Badawi balik menuduh Mahathir sebagai seorang yang munafik.

Badawi memberi contoh betapa Mahathir telah memenjarakan sejumlah orang atau tokoh yang pernah mengkritik Mahathir saat dia berkuasa. Ia juga menuduh Mahathir menyumbat kebebasan media selama periode 1981-2003.

”Semua ini terjadi karena dia (Mahathir) telah memberi perintah yang berlangsung dari waktu ke waktu,” katanya.

Sejumlah politisi kini memberi opini bahwa Mahathir sebaiknya diusut karena telah menyalahgunakan kekuasaan. Badawi tidak berkomentar soal desakan tersebut, yakni agar Mahathir diusut.

Namun, Badawi menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang akan kebal dari hukum jika bukti-bukti memperlihatkan kesalahan.

Konspirasi

Atas komentar tersebut, Mahathir tidak tinggal diam. Ia mengatakan bahwa pernyataan Badawi merefleksikan sebuah konspirasi yang kini sedang terjadi di pemerintahan untuk menyudutkan dirinya.

”Mereka sedang mencoba menemukan bukti soal kesalahan orang lain untuk menutupi kesalahan mereka sendiri,” kata Mahathir.

”Ya, seharusnya kita bersatu, namun bersatu untuk tujuan apa? Jika seseorang memiliki kaki yang lumpuh, kita pasti akan mengatakan bahwa kita tidak perlu mendukungnya. Kita harus mengamputasi kaki itu untuk menyelamatkan banyak pihak,” kata Mahathir.

Di mata Mahathir, Badawi adalah bagian dari masalah, yang menyebabkan Barisan Nasional meraih suara yang lebih sedikit dalam pemilu lalu. Mantan Perdana Menteri Malaysia ini mengatakan, ia hanya akan berhenti menyerang jika Badawi juga berhenti melakukan serangan, termasuk berhenti melanjutkan praktik kolusi, korupsi dan nepotisme.

PM Badawi juga mengkritik Razaleigh Hamzah, anggota parlemen dari UMNO, karena mengkritik dan menuntut pengunduran dirinya. Badawi juga mengecam Anwar Ibrahim, tokoh opisisi utama yang berhasil menyatukan semua kalangan oposisi Malaysia, yakni dari etnis China, India, dan Melayu.

PM Badawi mengatakan, Razaleigh adalah seorang yang egois. Tentang Anwar, PM Badawi mengatakan bahwa tokoh oposisi ini hanya memiliki sebuah harapan yang muluk-muluk untuk menjadi perdana menteri Malaysia.

”Anwar menjuluki dirinya sebagai seorang pemimpin yang sedang menantikan waktunya akan tiba untuk jadi pemimpin. Dia bisa saja menanti. Namun, sayalah yang memimpin sekarang ini,” kata PM Badawi. (REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: