Friday, November 23, 2007

Howard dan Rudd Saling Menyerang


Sydney, Rabu - Perdana Menteri John Howard dan rivalnya, Kevin Rudd, saling serang menjelang pemilu Australia yang akan digelar Sabtu (24/11). Saat tampil dalam kampanye terakhir, Rabu (21/11), keduanya saling tuduh dan menunjukkan kelemahan lawan.

Rudd yang berasal dari Partai Buruh menuduh pemerintahan Howard menyia-nyiakan banyak kesempatan yang muncul selama ledakan ekonomi di negara itu. Howard juga dituduh menerapkan undang-undang perburuhan yang tidak adil dan merugikan para pekerja.

Pada kesempatan itu, Rudd menjelaskan sejumlah rencana jika partainya menang dan dia terpilih sebagai PM. Menurut dia, Australia akan mengubah kecepatan dan menyongsong masa depan baru. "(Pemilu) Sabtu akan menentukan apakah Australia akan mandek di jalur lambat (dan) membiarkan bangsa-bangsa lain menyusul, atau apakah Australia memutuskan mengubah kecepatan sehingga kita dapat merealisasikan potensi kita yang sebenarnya sebagai bangsa," ujar Rudd.

Sejak awal, Rudd menawarkan pemerintahan baru yang dipimpin oleh tokoh-tokoh muda. Baginya, pemerintahan Howard dari Partai Liberal telah usang. "Setelah 11 tahun (Partai Liberal berkuasa), kini saatnya untuk mengganti pemerintahan itu. Inilah saatnya memulai bab baru dalam sejarah bangsa kita. Saya siap memegang tanggung jawab untuk memimpin pemerintahan," tegas Rudd.

Serangan Howard

Howard menjawab serangan Rudd yang bertubi-tubi dengan mengingatkan rakyat bahwa ada bahaya jika mereka menyingkirkan Partai Liberal di saat ledakan ekonomi mencapai puncaknya.

"Saya katakan kepada orang-orang itu yang berpikir bahwa Anda dapat mengganti sebuah pemerintahan tanpa mengubah negara. Anda mungkin keliru," ujar Howard di depan para pebisnis.

"Jika kita ingin Australia seperti yang kita miliki sekarang, jika kita ingin bangsa ini menjadi lebih kuat dan sejahtera, hanya ada satu cara, yakni memilih kembali koalisi (pemerintahan Partai Liberal)," tegasnya.

Howard mengingatkan rakyat bahwa memilih sebuah pemerintahan baru bukan seperti menerima hadiah yang tidak diinginkan. "Itu tidak seperti hadiah Natal yang tidak Anda inginkan dan bisa Anda kembalikan lagi. Ini jauh lebih sulit dari itu," ujarnya kepada Australian Broadcasting Corporation.

Dia juga mengingatkan, jika Partai Buruh memimpin, pertumbuhan ekonomi akan terganggu sebab partai itu bukanlah manajer ekonomi yang baik.

Howard menambahkan, jika Partai Buruh menang, partai itu akan menguasai pemerintahan federal dan delapan negara bagian serta pemerintahan teritorial Australia. Hal itu akan membuat keseimbangan kekuasaan yang ada terganggu.

"Jika kita dipimpin oleh pemerintahan Partai Buruh yang menguasai seluruh negeri untuk pertama kalinya dalam sejarah kita, tidak akan ada checks and balances," katanya.

Jajak pendapat terakhir memperlihatkan Rudd akan memenangi pemilu dengan suara 54 persen. Howard kemungkinan hanya mendapat 46 persen.(AFP/REUTERS/BSW)

No comments: