Monday, November 19, 2007

Israel Bantu Militer Kurdi


Televisi satelit Arab, Al-Jazeera, memberitakan bahwa Israel memberi bantuan militer pada gerakan perjuangan Kurdi. Hal ini sesungguhnya bukan suatu hal yang baru. Namun, hampir bisa dipastikan bantuan militer Israel tersebut bukan dalam konteks konflik Turki dan Partai Pekerja Kurdi atau PKK.

Bantuan itu bertujuan mendukung gerakan kebangkitan Kurdi Iran untuk menggoyang pemerintah para Mullah di Teheran. Selain bantuan militer, juga ada bantuan ekonomi dari Israel untuk memperkuat pemerintah lokal Kurdi di Irak utara yang dipimpin Masoud Barzani.

Dinas intelijen luar negeri Israel, Mossad, telah menancapkan kaki di Kurdi Irak sejak wilayah itu mendapatkan otonomi setelah kekalahan Irak dalam Perang Teluk 1991. Pengusaha Yahudi juga melakukan investasi di wilayah Kurdi Irak.

Pemimpin Uni Patriot Kurdi Irak Jalal Talabani, kini Presiden Irak, pernah menegaskan, "Bangsa Kurdi bukan bangsa Arab. Karena itu, bangsa Kurdi tak memiliki kendala psikologis, politik, dan historis untuk menjalin hubungan dengan Israel."

Hubungan Israel-Kurdi telah terjalin sejak era pemimpin besar Kurdi, Mustafa Barzani, tahun 1960-an yang basis perjuangannya terfokus di wilayah Kurdi Irak dan Iran, bukan Turki. Israel jauh lebih dulu dari AS menggunakan sentimen etnis Kurdi untuk melawan hegemoni bangsa Arab.

Pada 1970 dan 1980-an, Israel berupaya membangkitkan sentimen etnis Kurdi melawan rezim Saddam Hussein.

Terwujud

Target strategi Israel itu terwujud dengan diberinya status otonomi Kurdi Irak. Israel memiliki kepentingan besar untuk mengamankan wilayah Kurdi Irak. Israel juga berusaha mencegah serangan Turki ke wilayah Kurdi Irak, yang bertujuan untuk mengejar para aktivis PKK.

Israel pun akan berani membayar harga apa pun dengan menyuplai senjata dan mengirim penasihat militer untuk menjaga keutuhan dan stabilitas di wilayah Kurdi Irak.

Dalam konteks ini, Israel memiliki titik temu kepentingan yang sangat besar dengan AS dan dunia Barat. Bahkan, Israel dan AS ditengarai mempunyai proyek besar untuk menggunakan kartu Kurdi sebagai salah satu senjata menekan Iran menyangkut program nuklir.

Kepentingan utama Israel adalah agar Turki mengurungkan niat menyerang wilayah Kurdi Irak agar tak terjadi konflik kepentingan di wilayah itu. Israel menganggap, meskipun sasaran Turki adalah menumpas PKK, serangan itu akan tetap berpengaruh pada wilayah Kurdi secara umum.

Bagi Israel, terlalu mahal harganya untuk menumpas PKK di Kurdi Irak. Ini akan turut membuat hubungan strategis Israel- Turki terancam.

Israel tidak pernah memiliki hubungan akrab dengan gerakan Kurdi Turki yang dipelopori PKK pimpinan Abdullah Ocalan. PKK memiliki hubungan kuat dengan Suriah dan Yunani. Ocalan sendiri pernah bersembunyi di Damaskus yang dipaksa hengkang dari Suriah tahun 1998, setelah Turki mengancam akan menyerang Suriah saat itu.

Ocalan lalu ditangkap aparat keamanan Turki di Kenya beberapa bulan setelah hengkang dari Suriah. PKK juga dikenal mendapat suplai bantuan dari Yunani, yang mengambil kebijakan politik sangat mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Karena itu, Israel tak memiliki satu kebijakan menyangkut gerakan perjuangan Kurdi Turki. Israel cenderung kontra dengan PKK, tetapi bermain mata mesra dengan kaum Kurdi di Irak (pada era dan pasca-rezim Saddam Hussein) dan Iran (pasca-revolusi Iran tahun 1979).

Tujuan damai

Tidak berkembangnya hubungan Israel-PKK juga disebabkan terus menguatnya hubungan Israel-Turki. Israel memandang hubungannya dengan Turki terlalu strategis. Israel pada 1990-an berhasil mencapai kesepakatan kerja sama militer dan keamanan dengan Turki.

Dalam kesepakatan itu, Israel mendapat fasilitas latihan militer di teritorial udara Turki dan menggunakan pangkalan udara Incirlik di Turki tenggara untuk pengisian bahan bakar atau logistik bagi pesawat-pesawat tempur Israel.

Pejabat militer Israel dan Turki cukup intensif saling melakukan kunjungan. Dari kesepakatan itu, Turki mendapatkan fasilitas perbaikan atau pembaruan peralatan militer yang sudah usang seperti tank, artileri, dan pesawat tempur di pusat- pusat industri militer Israel.

Israel dan Turki dikenal pula memiliki kerja sama intelijen yang tangguh. Keberhasilan aparat keamanan Turki menangkap pemimpin PKK Abdullah Ocalan di Kenya adalah berkat bantuan intelijen Israel.

Raanan Gissin, mantan penasihat politik untuk Ariel Sharon, mengakui kedekatan Israel dengan Kurdi Irak. "Namun kami berniat baik, bukan untuk mendukung terorisme, seperti yang dilakukan Iran dan Suriah di Irak," ujarnya. (MTH)

No comments: