Wednesday, November 21, 2007

Myanmar Berhasil "Dikte" ASEAN


Singapura, Kompas - Komunitas internasional sangat kecewa dengan keputusan ASEAN yang menolak membahas isu Myanmar. Bahkan, dikatakan bahwa reputasi ASEAN telah "habis" karena Myanmar bisa mendikte ASEAN.

Hal itu terjadi setelah PM Myanmar Thein Sein di hadapan para pemimpin ASEAN, Senin malam, mengatakan bahwa isu domestik Myanmar adalah urusan Myanmar. Atas dasar itu, dibatalkanlah pertemuan resmi antara Utusan Khusus PBB Ibrahim Gambari dan para pemimpin ASEAN untuk memberi keterangan soal Myanmar.

Pertemuan itu seharusnya berlangsung pada hari Rabu ini. Namun, Filipina menyelamatkan muka Gambari dengan mengadakan pertemuan tersendiri dengan Presiden Gloria Macapagal Arroyo. Hal itu diutarakan oleh Menlu Filipina Alberto Romulo.

Meski demikian, kecaman dan kekecewaan internasional mengalir deras ke ASEAN. "Kini mereka berpihak kepada junta," kata Khin Ohmar, mantan aktivis Myanmar yang berdiam di Thailand, saat berada di Hongkong. "Saya kira ini adalah kemunduran dan langkah buruk ASEAN," kata Khin Ohmar, yang pernah turut melakukan demonstrasi pada tahun 1988. "Burma adalah aib besar bagi ASEAN," kata Khin Ohmar.

Kemenangan junta

"Ini mengecewakan dan merupakan keputusan yang kacau," kata Sean Turnell, ahli Myanmar dari Macquarie University, Australia.

Hal senada juga disampaikan pengamat lain. "Ini adalah kemenangan Myanmar atas ASEAN," kata Hiro Katsumata, spesialis ASEAN dari S Rajaratnam School of International Studies, Singapura. "Yang dipertaruhkan adalah reputasi ASEAN, apa pun alasan ASEAN membatalkan pertemuan itu," katanya.

Katsumata menambahkan, Myanmar telah diperlakukan sebagai tamu kehormatan di ASEAN. "Hal yang saya lihat adalah Myanmar bisa memblokir isu yang tidak dia inginkan," kata Katsumata.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Perwakilan Dagang AS Susan Scwab, Senin (19/11), bahwa reputasi ASEAN terganggu jika ASEAN tak bertindak soal Myanmar.

Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark juga menyatakan kecewa dengan sikap ASEAN. Padahal, pertemuan ASEAN adalah kesempatan emas untuk mendengar dari tangan pertama soal kebrutalan junta.

Menlu Myanmar Nyan Win tetap bersikukuh dengan mengatakan bahwa masalah di negaranya adalah isu domestik.

Ibrahim sendiri sangat kecewa. "Tentu kecewa, saya datang ke Singapura adalah untuk itu," kata Gambari.

Menlu Malaysia membantah hal tersebut sebagai kemenangan Myanmar.(REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: