Thursday, November 29, 2007

Konferensi Hanya Simbol


Dunia Arab Kecewa, tetapi AS Memberi Pujian


Annapolis, Rabu - Amerika Serikat memuji hasil konferensi perdamaian Timur Tengah yang mereka buat. Namun, sejumlah pengamat sama sekali tidak puas dengan konferensi tersebut. Pengamat mengatakan, konferensi itu sekadar simbol dan tidak menyentuh masalah substansial.

Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice mengatakan, konferensi itu memberi hasil yang sangat signifikan bagi Israel dan Palestina untuk menyepakati perdamaian. Dia mengingatkan bahwa selama tujuh tahun terakhir tidak ada diskusi bermakna yang membicarakan isu-isu kunci dalam konflik Palestina-Israel.

Konferensi yang berlangsung sehari di Annapolis, Maryland, Selasa (27/11), memang tidak menghasilkan pernyataan final. Negara-negara Arab yang terlibat dalam konferensi tersebut juga tidak mendorong proses perdamaian baru. Hasil terpenting konferensi ini hanya berupa kesepakatan Israel-Palestina untuk memulai lagi perundingan dan membuat traktat perdamaian dalam satu tahun.

Sejauh ini, Rusia menyatakan kesediaan untuk menjadi tuan rumah konferensi damai Timur Tengah berikutnya. Hal itu dinyatakan Menlu Rusia Sergei Lavrov.

Menlu Perancis Bernard Kouchner menyambut baik adanya tanda-tanda kemajuan yang dihasilkan konferensi Annapolis. Hanya saja, dia mengingatkan bahwa rakyat sesungguhnya sangat skeptis sebab sudah terlalu banyak upaya untuk menciptakan perdamaian, tetapi perdamaian itu hingga kini belum terwujud.

Normalisasi

Pengamat Timur Tengah pada Institut Perdamaian AS, Scott Lasensky, merasa tidak puas dengan hasil konferensi Annapolis. Dia mengatakan, nilai konferensi itu lebih terletak pada simbol kehadiran negara-negara Arab daripada substansi pertemuan. Dia menyebut, kesepakatan yang dibuat Palestina-Israel pada konferensi itu terlalu samar dan tidak menjelaskan isu yang harus mereka selesaikan tahun depan.

Seorang diplomat Arab, bahkan, secara tegas mengatakan bahwa negara-negara Arab secara umum kecewa dengan hasil konferensi.

"Tidak ada komitmen yang jelas untuk menghormati batas akhir (perundingan), hanya ada komitmen untuk melakukan sejumlah upaya," ujarnya.

Karena konferensi Annapolis belum memberikan hasil nyata, negara-negara Arab menegaskan, normalisasi hubungan dengan Israel belum bisa dilakukan. Pemerintah Suriah mengatakan, normalisasi baru bisa dilakukan jika Israel terlebih dahulu menarik diri dari seluruh tanah Arab yang diduduki tahun 1967.

Salah satu tanah Arab yang diduduki Israel adalah Dataran Tinggi Golan, yang merupakan wilayah Suriah. Di wilayah ini berlaku hukum Israel. Suriah bersedia hadir di Annapolis karena isu Dataran Tinggi Golan menjadi salah satu agenda pertemuan. (AFP/REUTERS/BSW)

No comments: