Saturday, September 22, 2007

Benazir Bhutto


Ingin "Balas Dendam"

Hampir 8 tahun mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto mengasingkan diri di Inggris. Tidak ada kabar mengenai dirinya kecuali dalam beberapa bulan terakhir. Tanpa terduga, Bhutto mengumumkan pulang ke Pakistan, 18 Oktober 2007, untuk "balas dendam" dan terjun ke politik. Untuk mempermudah jalan menuju posisi PM, Bhutto sudah berunding dengan Presiden Pervez Musharraf membicarakan tentang pembagian kekuasaan.

Kesediaan Bhutto berunding dengan Musharraf dianggap aneh karena Bhutto kerap bertentangan dengan Musharraf. Berbagai pengamat khawatir kredibilitas Bhutto sebagai reformis akan rusak, bahkan justru akan menaikkan popularitas mantan PM Nawaz Sharif. Sebaliknya, popularitas Musharraf makin merosot.

Bhutto adalah wanita pertama dan termuda yang pernah menjadi pemimpin di Pakistan. Bhutto berasal dari keluarga tuan tanah di Provinsi Sindh sebagai anak tertua. Ayahnya, Zulfikar Ali Bhutto, pendiri Partai Rakyat Pakistan (PPP) dan juga presiden Pakistan. Ali Bhutto terpilih menjadi PM tahun 1971 dan 1977. Pada saat itu Ali Bhutto ditahan atas kasus pembunuhan menyusul terjadinya kudeta militer.

Melihat pengorbanan ayahnya, Bhutto lantas berjanji akan melanjutkan karya ayahnya. Bhutto mengambil alih kepemimpinan PPP pada tahun 1979 setelah ayahnya dihukum gantung pemerintahan Jenderal Mohammed Zia ul-Haq.

Dinasti Bhutto

Seperti halnya keluarga Nehru-Gandhi di India, keluarga Bhutto di Pakistan termasuk dinasti politik yang paling terkenal di dunia. Ayah Bhutto, Zulfikar Ali Bhutto, juga mantan PM Pakistan pada awal tahun 1970-an. Perempuan yang lahir tahun 1953 itu dianggap sebagai simbol modernitas dan demokrasi. Apalagi karena Bhutto mengenyam pendidikan di Harvard dan Oxford. Mengikuti jejak ayahnya, Bhutto juga menjadi PM Pakistan selama dua periode, yakni tahun 1988-1990 dan 1993-1996, serta menjadi tokoh pemimpin wanita yang paling terkenal di dunia.

Bhutto muncul sebagai tokoh wanita muda, glamor, dan keras di dalam panggung politik yang mayoritas berisi pria. Tekad keras dan sikap keras kepala Bhutto mulai tampak ketika ayahnya dipenjara dan kemudian didakwa bersalah karena telah membunuh pada zaman Jenderal Zia ul-Haq tahun 1977, setelah terjadi kudeta militer. Dua tahun kemudian ayahnya dieksekusi. Ini yang membuat Bhutto menjadi berang dan dendam luar biasa kepada militer.

Bhutto dipenjara sebelum kematian ayahnya dan selama lima tahun mendekam di sel. Saat keluar dari penjara untuk perawatan kesehatan, Bhutto mendirikan kantor PPP di London dan menabuh genderang perang melawan Jenderal Zia. Bhutto kemudian kembali ke Pakistan tahun 1986 dan disambut bak pahlawan.

Setelah Jenderal Zia tewas ketika pesawat jet pribadinya meledak pada tahun 1988, Bhutto terpilih secara demokratis menjadi PM. Dari dinasti Bhutto, Benazir Bhutto menjadi satu-satunya bahkan penerus terakhir kejayaan politik ayahnya. Saudara laki-laki Bhutto, Murtaza, memutuskan untuk pindah ke Afganistan setelah ayahnya dipenjara. Padahal, justru Murtaza yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin partai PPP. Di Afganistan itu Murtaza memimpin perlawanan terhadap militer Pakistan melalui kelompok bersenjata yang bernama Al-Zulfikar. Pada tahun 1993 Murtaza lantas memutuskan kembali ke Pakistan dan mengikuti pemilu. Setelah memenangi pemilu dan menjadi salah satu anggota parlemen provinsi, Murtaza tewas ditembak pada tahun 1996. Hingga kini kasusnya tidak pernah terungkap.

Selain Murtaza, ada pula saudara laki-laki Bhutto bernama Shahnawaz yang juga aktif dalam panggung politik. Namun, dia lebih tenang dan tidak memilih cara-cara keras seperti Murtaza. Meski demikian, Shahnawaz juga ditemukan tewas di dalam apartemennya di Riviera, Perancis, pada 1985. (luk)

No comments: