Tuesday, September 11, 2007

Delapan Kerja Sama Disepakati


Kerja Sama RI-Rusia di Bidang Angkatan Bersenjata Terbuka Luas

Jakarta, Kompas - Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Vladimir V Putin di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/9), menghasilkan kesepakatan atas delapan kerja sama dalam berbagai bidang. Kesepakatan itu antara lain termasuk kerja sama di sektor energi dan pertambangan.

Sebelum melakukan pertemuan empat mata, Presiden Putin disambut dengan dentuman 21 meriam di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis pukul 12.30.

Setelah bertemu, kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan delapan kerja sama oleh para pejabat kedua negara di bidang lingkungan hidup, pelatihan olahraga, promosi investasi, pemeriksaan keuangan, terorisme, pinjaman pemerintahan, budaya, dan keuangan.

Setelah itu kedua pemimpin mengadakan jumpa pers. Nuansa persahabatan kedua negara sangat terasa dari ucapan kedua pemimpin. Presiden Putin mengatakan sangat senang dan puas dengan kunjungan 20 jam di Indonesia. Putin pun mengucapkan selamat kepada Presiden Yudhoyono atas prestasi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. "Martabat Indonesia di gelanggang internasional semakin tinggi," demikian sanjungan Putin.

"Kami melihat persetujuan ini sebagai suatu dasar hukum sangat penting untuk mendorong perkembangan kontak di antara pengusaha kedua negara kita," ujar Putin.

Presiden Yudhoyono menyatakan sangat menghargai terus meningkatnya jumlah wisatawan Rusia ke Indonesia, khususnya ke Bali. "Mereka sangat disenangi warga Bali. Waktu tinggalnya lama dan belanjanya banyak. Sekarang sudah ada rumah makan Rusia di Bali," ujarnya disambut senyum anggota delegasi Rusia.

Presiden Yudhoyono mengatakan, kerja sama ekonomi RI-Rusia saat ini masih lebih kecil dibandingkan dengan potensi yang ada. Namun, Presiden mengatakan, dalam waktu dekat peningkatan hubungan akan dilakukan, termasuk menaikkan neraca perdagangan kedua negara, dari 700 juta dollar AS menjadi satu miliar dollar AS.

Rusia minat energi

Dari berbagai pilihan kerja sama yang ada, Rusia paling berminat di bidang energi, pertambangan, penerbangan, dan telekomunikasi. "Pengembangan kerja sama di empat bidang itu adalah yang kami anggap paling penting untuk kedua negara," ujar Presiden Putin.

Namun, kedua negara juga tetap menjajaki kerja sama di bidang lain. Alfa Bank asal Rusia, misalnya, segera mendirikan cabang di Indonesia.

Presiden Yudhoyono melengkapi pernyataan Putin dengan mengatakan, "Rusia akan melakukan investasi di bidang pertambangan, khususnya bauksit, aluminium, minyak, dan gas. Nilai investasinya direncanakan lebih dari 4 miliar dollar AS."

Kemarin kedua negara menandatangani nota kesepahaman, terutama antara Lukoil (perusahaan minyak negara Rusia) dan Pertamina. Juga ada penandatanganan nota kesepahaman antara PT Antam dan Rusal untuk proyek aluminium bernilai lebih dari 4 miliar dollar AS.

Pada sore hari di sebuah hotel di Jakarta, kedua presiden juga memberi sambutan dalam Forum Bisnis Indonesia-Rusia. Presiden Putin mengatakan, pertemuan pengusaha kedua negara perlu dilanjutkan.

"Ke depan Rusia bisa jadi mitra strategis bagi Indonesia terutama di sektor perminyakan, pipa gas, dan infrastruktur, termasuk eksplorasi mineral dan pertambangan," kata Putin.

"Saya yakin jika kita bisa mewujudkan ini dan jika ada keinginan politik untuk membenahi kekurangan, peningkatan investasi di kedua negara bisa tercapai," kata Putin.

Panglima yakin

Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto yakin kunjungan Presiden Putin makin membuka peluang besar bagi kerja sama pertahanan, khususnya di antara angkatan bersenjata kedua negara. Hal itu ditandai dengan pemberian kredit 1 miliar dollar AS oleh Pemerintah Rusia. Kredit itu akan digunakan Pemerintah Indonesia untuk membeli sejumlah senjata buatan Rusia.

"Dari pembicaraan saya dengan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Rusia sebelumnya, pihak Rusia menunjukkan sikap yang positif," ujar Djoko. Ia menambahkan, terbuka pula kerja sama pendidikan, pelatihan, dan tukar-menukar personel terkait masalah teknis, operasional, dan manajemen.

Djoko menyatakan, tidak khawatir akan kerja sama yang dibangun dengan Rusia. "Dengan dunia yang semakin global seperti sekarang, kekhawatiran seperti itu tidak perlu ada lagi," ujar Djoko. Soalnya, kerja sama serupa dengan negara lain juga terjadi. (INU/DOT/DWA/HAR)

No comments: