Saturday, September 22, 2007

Ekonomi AS


Kecerobohan Bush Rusak Pamor Dollar

Washington, Minggu - Presiden AS George W Bush dan rekannya di Gedung Putih tidak disiplin dalam menggunakan anggaran dan tak menghargai pandangan orang soal bahaya dari defisit anggaran. Kini perekonomian AS berada di persimpangan jalan, yang membahayakan. Pamor kurs dollar AS pun makin turun dan kemungkinan akan digantikan oleh euro.

Hal itu terungkap dalam buku berjudul The Age of Turbulence: Adventures in a New World (Era Turbulensi: Petualangan-petualangan di Dunia Baru), yang ditulis mantan Gubernur Bank Sentral AS Alan Greenspan (1987-2006).

Buku itu beredar Senin (17/9). Greenspan, yang diperkirakan meraup 8,5 juta dollar AS dari penjualan buku itu, juga melayani sejumlah wawancara.

Greenspan mengatakan, Bush, Wapres Dick Cheney, dan Partai Republik yang menguasai Kongres mengabaikan disiplin ekonomi. Di buku setebal 500 halaman itu Greenspan menyebutkan kubu Bush begitu terkungkung dengan kepentingan politik yang mengorbankan disiplin ekonomi.

Ada dua menteri keuangan pada pemerintahan Bush, yakni Paul O’Neill dan John Snow, yang sudah mengundurkan diri. Kedua orang ini dibuat tak berkutik.

"Bush tak pernah berusaha mengurangi pengeluaran atau memveto anggaran yang meningkat ke defisit yang dalam dan dalam," kata Greenspan.

"Kongres pun membuang jauh-jauh peraturan yang menuntut bahwa setiap pengurangan pajak harus diatasi dengan peningkatan tabungan. Partai Republik telah kehilangan arah," kata Greenspan.

Pilihan yang pas

Greenspan meminta agar Gedung Putih segera mengatasi defisit anggaran yang kini diperkirakan mencapai 390 miliar dollar AS. Ini menggambarkan ekonomi AS seperti besar pasak daripada tiang. Ia mengecam tindakan Gedung Putih yang pada 2001 menurunkan tingkat pajak, tetapi tak diiringi penghematan.

Gedung Putih malah mendongkrak pengeluaran, termasuk membiayai invasi ke Irak. Menurut Greenspan, invasi ke Irak semata-mata bermotifkan penguasaan minyak Irak.

Greenspan mengatakan, kini perekonomian AS berada di persimpangan jalan. Ia juga mengatakan bahwa kejatuhan ekonomi AS dengan angka dua digit atau di atas 10 persen adalah suatu hal yang mungkin.

Ia juga mengingatkan kemandekan lebih lanjut di sektor perumahan AS, salah satu pilar utama perekonomian, masih dimungkinkan. Potensi kejatuhan ekonomi itu telah membuat kurs dollar AS turun. Kepada majalah Jerman, Stern, Greenspan mengatakan euro mungkin akan menggantikan dollar AS sebagai pilihan utama bagi penempatan cadangan devisa.

Euro sudah memiliki porsi yang meningkat, yakni 39 persen sebagai alat tukar lintas perbatasan dan dollar AS 41 persen. Pekan lalu, 1 euro setara dengan 1,3927 dollar AS. Kekuatan atau kelemahan satu mata uang berkorelasi dengan surplus atau defisit anggaran. Defisit melemahkan kurs dan sebaliknya.

Itu semua adalah akibat kecerobohan pemerintahan Bush. Greenspan memuji mantan Presiden Bill Clinton yang sangat menghargai disiplin ekonomi.(REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: