Saturday, September 22, 2007

Dominasi Putin Tidak Tertandingi


Bisa Maju Lagi dalam Pemilu 2012

Moskwa, Minggu - Meskipun pemilu tinggal enam bulan lagi, dominasi Presiden Rusia Vladimir Putin belum tertandingi. Belum ada pesaing berat untuk menggantikan Putin sebagai presiden selanjutnya. Hanya muncul satu nama, yaitu Perdana Menteri Viktor Zubkov, yang disebut-sebut Putin sebagai calon presiden.

Sejumlah pengamat, Minggu (16/9), mengatakan, pemilu presiden yang dijadwalkan pada 2 Maret 2008 masih didominasi "kekuasaan" Putin. Mereka mengibaratkan kekuasaan Putin seperti boneka matrioshka yang banyak dijual di pasar untuk wisatawan.

Jika struktur kekuasaan di Rusia seperti boneka matrioshka, Putin merupakan bagian terluar, sekaligus bagian di dalamnya yang berlapis-lapis. Sejumlah pengamat meyakini, meskipun masa jabatannya selama empat tahun berturut-turut tidak bisa diperpanjang, Putin bermaksud mempertahankan kekuasaan melalui Zubkov.

"Yang kami pahami, ambisi Presiden Putin adalah dia tidak ingin hanya menjadi orang paling berkuasa di Rusia hingga pemilu 2008, tetapi juga mengukir peran pascapemilu," kata Chris Weafer, ahli strategi dari URALSIP.

Pemilu tetap akan berlangsung pada Maret 2008 dan Putin tetap turun dari kursi presiden. Namun, para pengamat yakin bahwa Putin bisa dengan mudah memainkan peran di belakang layar jika dia digantikan seorang presiden teknokrat.

Maju lagi

Seorang pengganti yang tidak karismatik macam Zubkov, menurut Weafer dan sejumlah pengamat, akan menjadi sosok pengganti yang ideal. Selanjutnya, pada pemilu 2012, Putin bisa maju lagi untuk berkuasa selama dua kali masa jabatan.

"Sangat mungkin (Putin) akan kembali sebagai presiden keempat Rusia. Sangat mungkin hal itu terjadi pada pemilu 2012," kata Weafer.

Putin secara mengejutkan menyebut Zubkov sebagai calon presiden pengganti dia. Bahkan, parlemen Rusia telah memberikan persetujuan atas pencalonan Zubkov.

Sejumlah pengamat yakin, Putin akan meninggalkan jabatan presiden dan menyerahkannya kepada figur kuat seperti Sergei Ivanov, salah satu wakil pertama perdana menteri. Namun, hal paling jelas bagi para pengamat itu adalah tidak ada tanda-tanda kelelahan pada Putin selama delapan tahun menjabat sebagai presiden.

Rating persetujuan Putin mencapai 70 persen, angka yang hanya bisa diimpikan para pemimpin Barat. Menurut Boris Makarenko, Wakil Direktur Pusat Teknologi Politik Moskwa, dengan dukungan mesin media milik pemerintah dan parlemen yang kuat, Putin tidak memiliki kekhawatiran apa pun.

"Hal itu memperlihatkan bahwa Putin memegang komando, dan kekuasaan dia sebagai presiden sangat kuat. (Suara) pemilih tidak akan memengaruhi keputusan dia," ungkap Makarenko.

Menurut para pengamat, rahasia kekuasaan Putin yang luar biasa adalah peran unik dia sebagai penengah antara klan yang bersaing dalam politik Rusia dan elite bisnis.

"Tidak seorang pun memiliki kekuasaan seperti itu, dan kenyataan itu tidak bisa diabaikan begitu saja. Saat ini, segala sesuatu diputuskan oleh Putin," kata Masha Lipman dari Carnegie Centre Moskwa. (afp/fro)

No comments: