Wednesday, September 12, 2007

Xanana Tak Lebih dari Dua Tahun



Pieter P Gero

Mantan PM Timor Leste Mari Alkatiri menegaskan, pemerintahan Timor Leste pimpinan PM Xanana Gusmao tidak akan bertahan lebih dari dua tahun. Bertahan lebih dari satu tahun saja sudah bagus. Selain karena terjadi friksi pada aliansi pemerintahan yang ada, pemerintahan ini bukan ungkapan keinginan rakyat seperti hasil pemilu.

Alkatiri menegaskan ini dalam wawancara di Jakarta, Senin (10/9) malam. Dia berada di Jakarta, selain memenuhi undangan seminar, untuk mengadakan kontak dengan sejumlah pimpinan partai dan tokoh seperti mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Semua ini untuk memperkuat hubungan kedua negara, sekaligus ada hal yang bisa direngkuh untuk membantu menyelesaikan masalah internal di Timor Leste.

"Tetapi bukan untuk mencuci baju kotor di luar negeri. Kami ingin memupuk saling percaya yang bisa membantu menyelesaikan persoalan internal Timor Leste," ujar Alkatiri. Berikut petikan wawancara dengan Alkatiri:

Apa masalah Timor Leste yang perlu diatasi?

Sejak pertengahan tahun lalu, terjadi krisis kepemimpinan yang sangat dalam. Titik tolak adalah konflik di antara pimpinan bangsa Timor Leste. Konflik tadi memunculkan ada pihak yang mengaku dirinya malaikat dan lainnya dituduh setan. Ini jelas memecah belah bangsa dan negara.

Siapa yang malaikat dan siapa yang setan?

Malaikat adalah Xanana dan setan adalah saya serta Fretilin. Saat menjabat PM (Mei 2002- Juli 2006), saya berinisiatif mengundang pasukan asing guna mengakhiri kekerasan. Tetapi, cepat terlihat elemen tentara Australia punya opsi tersendiri. Saat krisis mencapai puncak, ada fakta bahwa pasukan Australia mengatakan, yang baik itu Xanana dan Alkatiri tidak baik. Beberapa minggu terakhir, mereka merampas bendera Fretilin di tempat umum dan mencampakkannya di depan pendukung Fretilin. Komando pasukan Australia mengatakan itu oknum dan bukan instruksi. Tetapi, kejadian tadi lumayan banyak.

Fretilin tetap menolak kehadiran pemerintahan Xanana?

Ya, pemerintahan ini (Xanana) untuk dijatuhkan. Tidak ada solusi lain. Pemerintahan ini paling lama hanya dua tahun. Bertahan lebih dari satu tahun saja sudah hebat. Tetapi, saya tegaskan, bukan dengan kekerasan.

Tidak bertahan lebih dari dua tahun, mengapa?

Saat ini banyak friksi di antara aliansi. Karena aliansi itu memberikan peluang semua anggotanya meraih jabatan. Ada kementerian tertentu ditarget, dijatahkan oleh partai, bahkan sampai posisi tertentu. Menteri keuangan, ekonomi. tetapi semua yang mimpi tadi tidak menjadi kenyataan. Xanana menunjuk orang independen untuk duduki jabatan menteri, seperti menkeu. Padahal posisi ini diincar partai. Juga menteri pertahanan. Ini bibit konflik.

Pasal 106 Konstitusi 2002 memungkinkan Fretilin berkuasa, mengapa hal itu tak dipakai?

Itu kesalahan Presiden Republik (Jose Ramos Horta). Presiden mendapat masukan dari beberapa ahli internasional, tetapi mereka lupa yang membuat konstitusi adalah Fretilin. Pasal itu diperdebatkan sebelum disahkan, semua tertulis. Sangat jelas bahwa partai yang paling banyak meraih kursi yang harus memimpin pemerintahan.

Mengapa Fretilin tidak melakukan aliansi seperti Xanana?

Aliansi di Timor Leste hanya bisa dibahas kalau ada pesan jelas, hitam putih, membangun pemerintahan bersama. Kalau presiden berdasarkan hasil pemilu langsung mengundang Fretilin, maka semua partai yang ada berpihak ke Fretilin. Karena ada sinyal Xanana orang pertama diundang, maka pihak lain mendukung Xanana.

Xanana mengundang Fretilin dalam kabinet?

Pertama, Fretilin tak pernah diundang, jadi tidak benar diundang. Kedua, Fretilin tak perlu diundang. Mengapa? Karena Fretilin paling banyak meraih suara, jadi Fretilin yang harus mengundang Xanana (Fretilin memenangi 21 kursi dari 65 kursi parlemen, aliansi empat partai pimpinan Xanana meraih 37 kursi, sisanya partai kecil).

Luapan spontan menolak Xanana, mengapa?

Sebelum pemilu pun ada luapan spontan seperti itu. Setelah krisis memang lebih dahsyat lagi dan sejauh ini tidak ada yang berupaya menyelidiki siapa yang ada di belakang semua itu. Bahkan, ada keluarga yang dibakar hidup-hidup. Ada pelakunya, tetapi tidak ada proses hukum. Setelah pemilu, semua kekuatan dikerahkan untuk mencari siapa orang Fretilin yang membuat kekerasan. Jadi, ada suatu cara bertindak yang punya konflik kepentingan. Jangka panjang tak baik untuk Timor Leste.

Bagaimana cara untuk memotong lingkaran ini?

Kepemimpinan bangsa yang ada harus memahami benar pesan dari pemilu, bahwa persatuan itu yang harus diutamakan. Tetapi, persatuan itu harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Xanana saat mendirikan partai CNRT yakin akan raih 60 persen suara lebih. Tetapi, kenyataannya hanya 24 persen (18 kursi). Namun, dia seolah mengabaikan pesan dari hasil pemilu. Seharusnya dengan rendah hati dia menerima pesan masyarakat tadi. Satu-satunya partai yang meraih lebih dari 50 persen di beberapa distrik adalah Fretilin. Ini sangat signifikan.

Xanana punya ambisi berkuasa, apa yang dia mau raih?

Xanana mungkin meyakini bahwa dialah penyelamat bangsa karena dia memimpin perjuangan pada saat yang sulit dan dia berhasil mengorganisasi kembali perjuangan itu. Secara umum ini punya nilai. Tapi, kini sudah harus berbeda. Kalau Anda menerima untuk berkompetisi, tidak meraih mayoritas relatif, mengapa harus menerima PM. Jadi harus tahu diri. Dia tidak ingin memahami itu. Dia mengira dialah pemilik negara ini. Wajar jika Xanana tidak mendirikan partai. Tidak terlibat dalam konflik, tetapi orang yang dihormati. Dia memutuskan menjadi orang biasa. Tetapi, dia juga yakin unggul dari yang lain. Tetapi, masyarakat melalui pemilu memperlihatkan dia juga sama dengan yang lain. Dia tidak menerima pesan itu. Dia tidak mau memahami.

Apakah ini bisa terlihat saat penunjukan Xanana, pecah kerusuhan?

Reaksi yang muncul di beberapa tempat itu, setelah Xanana menjadi PM, tak dapat dikatakan tidak harus dikritik. Tetapi, itu juga ungkapan masyarakat akan rasa kesal mereka. Di lain pihak, setahun sebelumnya kekerasan dipakai untuk menjatuhkan pemerintahan. Jadi, ada pertanyaan, siapa sebenarnya yang memulai kekerasan untuk mencapai tujuan politik. Sampai sekarang Fretilin menjadi korban dari kekerasan, tetapi masih menjunjung tinggi toleransi. Setelah pemilihan, semua orang tahu Fretilin yang memenangi pemilu, tetapi yang lain yang ditunjuk untuk memerintah. Ini yang membuat mereka unjuk kekerasan. Pemimpin Fretilin frontal menyampaikan pesan bahwa segala aksi kekerasan itu menghancurkan negara.

Apakah tawaran Fretilin seusai pemilu?

Saat hasil pemilu muncul, Fretilin mengusulkan pemerintahan semua pihak, pemerintahan terbuka untuk dua setengah tahun, dengan tujuan stabilisasi keadaan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Karena kita yakin kalau Fretilin saja yang diundang, maka tetap punya masalah. Kalau hanya diundang, yang lain juga akan dipermasalahkan. Karena hasil pemilu tak ada yang menang mayoritas. Fretilin sadar bahwa masyarakat memberikan sinyal, kepemimpinan harus melibatkan semua pihak, tetapi Xanana menolak. Dia meninggalkan jabatan presiden untuk jadi PM. Dalam pemerintahan terbuka, dia tidak menjadi PM. Saya dan dia tak perlu menjadi PM. Kita usulkan orang lain. Kita di luar kepemimpinan mendukung presiden dan PM menstabilkan negara. Xanana menolak.

Tetapi hubungan pribadi tetap baik?

Kami tetap sahabat. Saat bertemu, politik disimpan dan kami sahabat. Pada saat cucu saya lahir, Maret 2006, dia orang pertama yang berkunjung ke rumah sakit dengan setangkai bunga. Dia menjadi orang pertama yang menggendong cucu setelah saya.

No comments: