ukraina
Perseteruan Berakhir, Pemilu Parlemen Dipercepat
kiev, minggu - Setelah berunding selama delapan jam, dua pemimpin yang tengah berseteru, Presiden Viktor Yushchenko dan Perdana Menteri Viktor Yanukovich, akhirnya sama-sama sepakat untuk menggelar pemilu parlemen, 30 September mendatang. Pemilu parlemen yang dipercepat atau pemilu dini menjadi salah satu jalan keluar segera mengakhiri krisis politik Ukraina. "Krisis politik Ukraina telah berakhir. Kami sepakat untuk kompromi dengan pemilu dini," kata Yushchenko yang didampingi Yanukovich, Minggu (27/5).
Perkembangan baru dari kedua pemimpin ini sebenarnya adalah kesepakatan menentukan tanggal pelaksanaan pemilu parlemen. Kesepakatan pemilu parlemen sebenarnya sudah tercapai sejak bulan lalu, namun kemudian batal karena tak kunjung ada kepastian tanggal pelaksanaannya. "Kami akan berusaha melakukan apa pun agar kesalahan yang lalu tidak terulang kembali," kata Yanukovich.
Perseteruan antara Yushchenko dan Yanukovich semakin meruncing sejak Yushchenko membubarkan parlemen tanggal 2 April lalu dan meminta agar segera digelar pemilu baru. Yushchenko menuding Yanukovich berusaha merebut kekuasaannya. Pergulatan politik dua pemimpin itu makin panas dan dikhawatirkan bisa berkembang menjadi konfrontasi fisik ketika Yushchenko memecat Jaksa Agung Svyatoslav Piskun, rekan dekat Yanukovich.
Alasan Yushchenko, Piskun tidak bisa menjabat dua posisi sekaligus. Selain jaksa agung, Piskun juga merupakan anggota parlemen. Namun, Piskun tidak mau mundur.
Yushchenko lalu mengeluarkan surat perintah yang menyatakan, 32.000 tentara yang tergabung di dalam pasukan Departemen Dalam Negeri ada di bawah kendali Yushchenko. Setelah itu, Yushchenko memerintahkan ribuan tentara untuk masuk ke pusat kota dan membantu "memaksa" Piskun keluar kantor. Namun, pasukan Yushchenko itu dihalang-halangi tentara-tentara yang setia dengan Yanukovich di pintu masuk kota Kiev.
Yushchenko membantah telah mengirim pasukan ke Kiev untuk "memaksa" Piskun keluar kantor. Yushchenko menegaskan, dia hanya mengirim 2.000 tentara untuk ikut membantu pengamanan perayaan HUT Kiev dan pertandingan sepak bola antara tim Dynamo Kiev dan Shakhtar Donetsk, Minggu. Bentrokan fisik di antara pasukan Yushchenko dan Yanukovich nyaris terjadi.
Dua nakhoda
Kesepakatan untuk menggelar pemilu dini itu disambut berbagai pengamat dengan risau karena bisa jadi justru akan muncul "kekuasaan dengan dua kepala". Karena itu, untuk menghindari konflik politik lebih lanjut, pengamat politik yang pro-Rusia, Vladimir Kornilov, menyatakan, Yushchenko harus membatalkan semua perintah yang dinilai tidak sesuai konstitusi.
Meski telah disepakati pemilu dini, para pengamat juga pesimistis konflik politik di Ukraina akan bisa segera berakhir. "Kedua belah pihak memang sama-sama telah bertindak arogan sekaligus berhati-hati. Meski telah tercapai kesepakatan antara dua pemimpin itu, belum tentu pengikutnya juga setuju. Kesepakatan itu hanya ada di tingkat elite saja," kata Kepala Institut Strategi Global di Kiev, Vadim Karasyov.
Namun, Ketua Parlemen Alexander Moroz berpandangan sebaliknya. Moroz menyatakan, pemilu dini memang bukan solusi terbaik, tetapi satu-satunya cara keluar dari konflik di Ukraina.
(REUTERS/AFP/AP/LUK)
No comments:
Post a Comment