Thursday, May 31, 2007

Zoellick di Bank Dunia

Tantangan Terberat Menyembuhkan "Luka" pascaskandal

Washington, Rabu - Robert Zoellick dipastikan akan memimpin Bank Dunia, menggantikan Paul Wolfowitz yang mundur karena skandal favoritisme. Zoellick akan menghadapi tugas berat, di antaranya meraih kembali kepercayaan dari sekitar 10.000 karyawan Bank Dunia dan juga dari negara-negara anggota.

Presiden AS George W Bush mengumumkan penunjukan Zoellick hari Rabu (30/5) dan berharap dewan eksekutif Bank Dunia segera menerima pencalonan Zoellick.

Bush mengatakan, Zoellick memiliki karier panjang di bidang diplomasi yang membuatnya sangat siap untuk tugas barunya tersebut. "Bob Zoellick sangat berkomitmen terhadap tugasnya," kata Bush yang juga memuji kinerja Wolfowitz.

Menurut The Washington Post, kemungkinan besar pencalonan Zoellick akan diterima, mengingat institusi tersebut membutuhkan secepatnya pemimpin yang bisa mengeksekusi sejumlah kebijakan penting, yang sudah tidak lagi menjadi wewenang Wolfowitz meskipun ia baru akan menyerahkan jabatannya tanggal 30 Juni mendatang.

Bila Zoellick diterima, tugas utamanya adalah meraih kepercayaan kembali dari seluruh kalangan Bank Dunia dan juga negara-negara anggota yang rusak oleh skandal Wolfowitz.

Wolfowitz dipaksa mundur karena memberikan rekomendasi untuk menaikkan gaji dan mempromosikan kekasihnya, Shaha Riza. Promosi dan kenaikan gaji itu sebagai kompensasi pemindahan Riza dari Bank Dunia ke Deplu AS untuk menghindari konflik kepentingan.

"Orang mengira Zoellick adalah tokoh yang sangat cerdas dan memiliki cara berpikir yang pragmatis. Namun, dia tetaplah berasal dari kelompok yang sama yang mencuatkan perang Irak, kelompok yang sama yang memunculkan Paul Wolfowitz dan Donald Rumsfeld. Siapa pun yang dipilih presiden yang ini (Bush) akan membawa stigma itu," kata seorang pejabat senior Bank Dunia kepada Washington Post.

Memutus tradisi

Sewaktu kasus Wolfowitz muncul ke permukaan, sejumlah pemerintahan dan puluhan organisasi kemanusiaan sudah menyerukan agar tradisi yang sudah berlangsung selama 60 tahun—di mana AS memilih pimpinan Bank Dunia dan Eropa memilih pimpinan IMF—segera diakhiri.

Sistem seperti itu dikhawatirkan akan membuat negara-negara adidaya memiliki "alat" untuk menekan negara berkembang melalui kontrol terhadap aliran pinjaman.

Pekan lalu, para menteri keuangan dari Australia, Brasil, dan Afrika Selatan bersama-sama menyerukan agar presiden Bank Dunia "ditunjuk melalui proses seleksi yang terbuka dan transparan, dan kandidat bisa berasal dari negara mana pun".

Akan berbeda

Meskipun Zoellick berasal dari lingkaran dalam pemerintahan Bush, toh sejumlah kalangan tetap melihat dirinya tidak "sekaku" Wolfowitz yang dinilai telah menjadikan Bank Dunia sebagai "cabang" Gedung Putih.

"Zoellick mungkin tak akan mengalami bulan madu di Bank Dunia, tapi tetap ada kalangan yang akan mendukungnya," ujar seorang pejabat bank senior.

Zoellick adalah mantan Kepala Perwakilan Dagang AS dari tahun 2001-2005, dan setelah itu ia menjadi Wakil Menlu di kabinet Bush sampai dengan Juli 2006, sebelum kemudian menjadi Direktur Pelaksana Goldman and Sachs.

Zoellick-lah sebetulnya yang terpilih menjadi Presiden Bank Dunia dua tahun lalu, namun Condoleezza Rice memintanya untuk menjadi wakilnya di Deplu. Meskipun enggan, Zoellick menerima jabatan itu. Kepada rekan-rekannya, Zoellick mengatakan, ia harus menerima permintaan Rice karena bila tidak, ia khawatir akan kehilangan peluang yang lebih baik nantinya. (AP/AFP/REUTERS/MYR)

No comments: