Beirut, Senin - Pemerintah Lebanon yang didukung Barat mendapat pukulan telak ketika seorang calon dari kubu oposisi, Senin (6/8), mengalahkan mantan Presiden Amin Gemayel yang juga pemimpin kubu pro-pemerintah, dalam pemilu sela.
Calon dari kubu oposisi, Camille Khoury, mengalahkan Gemayel dengan perbedaan suara tipis, yakni 39.534 melawan 39.116. Selisih 418 suara.
Pemilu sela digelar untuk mencari pengganti dua anggota parlemen pro-pemerintah yang dibunuh tahun 2006. Salah seorang di antaranya Pierre Gemayel, anak Amin Gemayel. Dengan kekalahan ini, Gemayel tidak bisa mengisi kursi yang ditinggalkan anaknya.
Satu kursi lagi diperebutkan di Beirut. Kursi tersebut dimenangi oleh calon pro-pemerintah dari kelompok Sunni.
Hasil pemilu ini dianggap sebagai kemenangan bagi kubu oposisi. Ada pula yang melihat hasil pemilu ini sebagai perpecahan di kubu Kristen Lebanon menjelang pemilihan presiden bulan depan.
Sebagai catatan, Khoury adalah sekutu pemimpin Kristen oposisi, Michel Aoun. Aoun sendiri bersekutu dengan Hezbollah yang beraliran Syiah. Gemayel juga berasal dari kelompok Kristen, tetapi pro-pemerintah.
Politik di Lebanon beberapa tahun terakhir diwarnai dengan pertikaian terbuka antara kubu oposisi dan pro-pemerintah yang didukung Barat. Pertikaian di antara mereka antara lain menyangkut masalah Suriah.
Kubu oposisi selama ini dikenal pro-Suriah, sedangkan kubu pro-pemerintah bersikap anti-Suriah. Kubu pemerintah menuduh Suriah dan beberapa anggota oposisi terlibat dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri. Namun, tuduhan tersebut dibantah.(AP/AFP/BSW)
No comments:
Post a Comment