Saturday, August 18, 2007

Reformasi Politik dan Membangun Demokrasi di Dunia Arab



Reformasi demokrasi di dunia Arab dan pengakuan serta penguatan salah satu hak dasar yang menjadi prinsip kebebasan yang menyangkut kebebasan berorganisasi adalah tema utama dalam konferensi internasional, dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta, yang baru-baru ini diadakan di Kairo, Mesir pada tanggal 27 hingga 28 Juni 2007 lalu. Para delegasi datang dari Mesir, Yordania, Palestina, Lebanon, Suriah, mewakili pemerintah, partai politik, serikat buruh, dan organisasi sipil masyarakat. Konferensi ini diselenggarakan oleh kantor regional Friedrich Naumann Stiftung Timur Tengah yang bekerjasama dengan Liga Arab, terutama dalam program pengembangan demokrasi di kawasan ini.

"Adalah sutau kebutuhan untuk memperkuat kerangka hukum bagi dasar berbagai kegiatan organisasi politik, partai politik dan juga serikat buruh, serta menyelaraskannya dengan standart international,” ujar Annemie De Winter, pimpinan proyek Friedrich Naumann StiftungYordania. di Amman,

Konferensi yang diselenggarakan selama dua hari tersebut mendapat dukungan penuh dari Liga Arab, melalui Secretary-General, Dr. Amre Moussa. Selama beberapa tahun terakhir Friedrich Naumann Stiftung dan Liga Arab banyak melakukan kegiatan diskusi, seminar, maupun konferensi yang berkaitan dengan demokratisasi, reformasi, penguatan partai politik maupun masyarakat sipil. Ketua Liga Arab, yang merupakan mantan Perdana Menteri Yordania, Taher al Masri, mengatakan bahwa sangatlah mendesak untuk melakukan reformasi di kawasan Arab, terutama yang berkaitan dengan berbagai produk hukum, dimana penegakan nilai-nilai hak asasi manusia haruslah menjadi standart. Program kerjasama ini coba dirintis dilakukan di lima negara di Timur Tengah, yaitu Mesir, Yordania, Palestina, Lebanon, Suriah.

Setelah melalui debat terbuka yang cukup ramai, yang menandakan pula pluralisme dalam wacana politik Arab, para delegasi kemudian masuk kedalam kerja kelompok mendiskusikan tuntunan politik bagi pembentukan perundanga-undangan dan relevansinya terhadap standart dunia internasional. Position papers yang didiskusikan adalah hasil yang telah diperoleh dari dialog di tingkat nasional yang dilakukan di lima negara; Mesir, Yordania, Palestina, Lebanon, Suriah. Pada permulaan tahun depan akan dilakukan sebuah pertemuan kembali di Kairo, Mesir, untuk mengevaluasi dan membahas kembali berbagai program yang telah dilaksanakan dan yang akan dilakukan di negara-negara yang terlibat di dalam program kerjasama FNS-Liga Arab ini. dan

Sumber:

http://www.fnst.de/

http://www.kedai-kebebasan.org/

No comments: