Sunday, August 19, 2007

PM Abe: Indonesia, Negara yang Berpengaruh


Tingkatkan Dimensi Hubungan

Jakarta, Kompas - Indonesia adalah sebuah negara Asia Tenggara yang berpengaruh besar di setiap bidang termasuk politik, ekonomi dan budaya. Saya percaya, tanpa Indonesia tidaklah mungkin orang dapat berbicara tentang keselarasan (harmoni) dan kemakmuran di kawasan ini.

Demikian jawaban tertulis Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang dikirimkan ke Kompas, Jakarta, Sabtu (18/8). Wawancara tertulis dilakukan sehubungan dengan kunjungan PM Abe mulai Minggu (19/8) hingga Selasa (21/) di Jakarta.

Apa tujuan dan hasil-hasil yang diharapkan dari kunjungan anda ke Indonesia?

Pertama-tama saya ingin mengungkapkan kegembiraan saya bahwa akan bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan melakukan tukar-menukar pendapat dengan beliau. Saya merasa sangat berbahagia mengunjungi Indonesia bersama sebuah misi tingkat tinggi yang terdiri dari hampir 200 orang, yang dipimpin oleh Mitarai, Ketua Nippon Keidanren (Federasi Bisnis Jepang).

Berdasarkan hubungan yang dibina berasaskan persahabatan selama setengah abad terakhir, RI-Jepang telah menjadi dua mitra strategis yang sama-sama memiliki nilai-nilai dasar. Pada kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jepang sebagai tamu negara pada November 2007 lalu, saya dan Presiden RI telah menciptakan gagasan tentang "Kemitraan Strategis untuk Masa Depan yang Damai dan Makmur". Kami mengumumkan tekad untuk membawa hubungan antara kedua negara kita ke dimensi yang lebih tinggi.

Tahun 2008 merupakan ulang tahun ke-50 pembukaan hubungan diplomatik Jepang-RI. Pada kunjungan ini, bersama Presiden Yudhoyono saya akan menegaskan kembali tekad kami untuk mengembangkan dan memperluas hubungan persahabatan dan kerja sama kedua negara kita. Selanjutnya, melalui penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA) Jepang-RI serta dokumen-dokumen yang terkait dengan kerja sama di bidang energi dan lingkungan, saya ingin menunjukkan pendekatan kami pada pengembangan lebih lanjut dari kemitraan strategis antara kedua negara kita dalam bentuk nyata. Saya juga ingin memperluas kerja sama dan pertukaran antara kedua negara kita sejalan dengan kian mendekatnya peristiwa besar bersejarah bagi Jepang dan Indonesia, yaitu ulang tahun ke-50 pembukaan hubungan diplomatik, pada tahun 2008.

Pada kunjungan ini, saya berharap dapat berpidato di Indonesian Council on World Affairs (ICWA) seiring dengan peringatan ke-40 pembentukan ASEAN. Dalam pidato tersebut, saya akan menengok kembali hubungan Jepang-ASEAN hingga saat ini seraya menatap ke masa depan.

Bagaimana hubungan Jepang-RI akan dikembangkan lewat EPA?

Dengan EPA, Jepang-RI berupaya memperkukuh kemitraan ekonomi melalui ketentuan mengenai peningkatan hubungan ekonomi yang luas, termasuk liberalisasi dan fasilitasi perdagangan barang, jasa, investasi serta penerimaan calon-calon perawat dan petugas keperawatan RI. EPA juga memperkukuh hubungan di bidang energi dan sumber daya mineral, pengembangan sumber daya manusia, lingkungan bisnis, dan lain-lain.

Harapan saya adalah EPA dapat meningkatkan perdagangan antara kedua negara kita melalui penghapusan tarif. Saya berharap investasi Jepang di Indonesia bisa ditingkatkan melalui liberalisasi dan fasilitasi. Saya berharap daya-saing industri Indonesia bisa diperkuat melalui peningkatan pertukaran personal serta lewat kerja sama pengembangan sumber daya manusia. Saya percaya penghapusan tarif, liberalisasi dan fasilitasi investasi, serta usaha memperkukuh daya-saing industrial Indonesia akan berkontribusi terhadap pengembangan lingkungan investasi yang sedang diupayakan oleh Pemerintah RI.

Pada kesempatan ini saya merasa amat berbahagia dapat menandatangani EPA Jepang-RI bersama Presiden Yudhoyono. Saya berharap EPA ini akan memperkukuh bukan hanya hubungan ekonomi antara kedua negara kita tetapi juga hubungan secara menyeluruh.

Keidanren turut serta dalam kunjungan Anda? Apa arti dan tujuan dari misi ekonomi yang berskala besar ini?

Sebuah misi ekonomi tingkat tinggi yang beranggotakan hampir 200 orang, dipimpin Mitarai, Ketua Nippon Keidanren ikut mendampingi saya. Hal ini mengindikasikan bahwa kalangan bisnis Jepang menaruh harapan-harapan serius pada Indonesia.

Jepang merupakan mitra dagang dan investor terbesar bagi Indonesia. Bagi Jepang, Indonesia adalah sebuah pasar besar dan tujuan investasi serta pemasok penting sumber daya alam seperti gas alam dan batubara. Secara kumulatif, Indonesia merupakan penerima terbesar bantuan Pemerintahan Jepang.

Saya berharap semoga kunjungan oleh misi ekonomi tingkat tinggi seperti ini dan penyelenggaraan berbagai pertemuan seperti "Forum Bisnis Jepang-RI" dapat menjadi kesempatan penting bagi pengembangan lebih lanjut hubungan ekonomi timbal-balik yang bermanfaat bagi kedua negara kita. Juga bagi saya sendiri, saya ingin terus berupaya bersama Presiden Yudhoyono untuk mengembangkan hubungan ekonomi Jepang-RI.

Apakah Jepang merasa prihatin dengan meningkatnya pengaruh besar China di Asia? Bila demikian, tindakan apa saja yang akan dilakukan Jepang untuk meredam keberdayaan China di Asia dan ASEAN?

Saya percaya ASEAN memainkan peran utama dalam pembinaan perdamaian dan kemakmuran di Asia dan RI berperan sangat penting dalam hal ini.

Pada bulan Oktober 2006, tak lama setelah saya memegang jabatan, saya mengunjungi Beijing, dan saya mencapai kesepakatan dengan para pemimpin China, yaitu bahwa Jepang dan China akan membangun "hubungan strategis yang saling bermanfaat" untuk memperluas kepentingan-kepentingan bersama dan sama-sama memberikan kontribusi kepada Asia dan dunia.

Berbagai pertemuan puncak Jepang-China terus berlanjut. Melalui berbagai pertemuan itu kami menyempurnakan rincian nyata dari "hubungan strategis yang saling bermanfaat" antara Jepang dan China. Dengan memperdalam hubungan ini, serta membangun hubungan yang berorientasi masa depan, saya ingin memberi kontribusi bagi terjaminnya perdamaian dan kemakmuran kawasan.

Mengenai China, Jepang berantisipasi bahwa karena China terus mendorong transparansi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan anggaran militernya, dan menjaga konsistensi dengan berbagai aturan internasional, maka China akan mengemban peran dengan tanggung jawab yang lebih besar di kawasan dan dalam masyarakat internasional.

Anda begitu gencar soal pemanasan global. Apa tujuan "Cool Earth 50" yang Anda luncurkan?

Saya telah mengumumkan proposal "Cool Earth 50" pada Mei 2007. Kami harus menjadi pelopor untuk mengatasi masalah pemanasan bumi, isu besar masyarakat internasional. Penting bagi masyarakat internasional untuk berbagi soal visi jangka panjang tentang pengurangan pemanasan bumi, termasuk mengurangi menjadi separuh dari emisi gas di dunia selambat-lambatnya pada tahun 2050.

Sebuah kerangka kerja sama internasional sudah dibentuk dan mulai berlaku pada tahun 2013 nanti. Kami selayaknya membangun sebuah kerangka kerja efektif yang diikuti semua negara besar, bersifat fleksibel dengan mempertimbangkan keadaan masing-masing negara. Perlu ada keseimbangan antara pelestarian lingkungan dengan pembangunan ekonomi, dengan menggunakan berbagai teknologi penghematan energi, dan lainnya.

Jepang akan memberikan dukungan luas bagi negara berkembang yang termotivasi dan sedang berusaha mengontrol emisi-emisi gas, dengan menggunakan berbagai teknologi dan pengalaman Jepang. Saya juga telah menyatakan bahwa Jepang akan menyusun sebuah mekanisme pembiayaan untuk ini. Saya mengharapkan dapat membicarakan hal ini bersama Presiden Yudhoyono. (*/mon)

No comments: