Thursday, August 30, 2007

Presiden di Negara Sekuler


Abdullah Gul (56) akhirnya menang dalam putaran ketiga pemungutan suara pemilihan presiden Turki dengan perolehan suara 339 dari 550 anggota parlemen yang ada di Turki. Jumlah itu melebih syarat jumlah suara mayoritas yang harus diperoleh, yakni 276 suara. Sebelumnya, pada putaran pertama dan kedua Gul tidak terpilih karena hanya bisa mendapat 340 kursi. Seharusnya Gul memperoleh minimal 367 kursi.

Dengan terpilihnya Gul, berarti untuk pertama kalinya Turki memiliki presiden yang islamis. Latar belakang Gul ini yang menjadi kontroversial dan ditentang elite sekuler, termasuk para jenderal angkatan bersenjata. Padahal, sebenarnya partai yang berkuasa, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), sejak empat bulan lalu mengajukan Gul sebagai kandidat presiden. Namun, upaya itu terus diganjal.

Bagi elite sekuler, Gul dianggap tidak terlalu sekuler. Bahkan, Gul dianggap ancaman bagi Republik Turki yang didirikan Mustafa Kemal Ataturk pada tahun 1923 setelah tumbangnya kekuasaan Ottoman. Turki adalah negara yang mayoritas Muslim dengan 74 juta penduduk. Meski demikian, Turki punya konstitusi yang sekuler.

Selain latar belakang Gul yang islamis, warga Turki yang sekuler juga tidak nyaman dengan upaya istri Gul melaporkan Pemerintah Turki ke Pengadilan Hak Asasi Manusia atas larangan penggunaan jilbab di kantor dan di perguruan tinggi. Persoalan latar belakang Gul ini yang lantas memicu krisis politik.

Kondisi menjadi makin tegang karena pihak angkatan bersenjata mengancam siap mempertahankan sistem sekularisme. Bahkan, sekularisme dinilai berada dalam bahaya dan terancam dihapuskan oleh kelompok islamis. Meski AKP berjanji setia pada sistem sekularisme, kelompok garis keras sekularis khawatir Gul akan secara diam-diam melaksanakan program-program rahasia islamis.

Namun, kekhawatiran sekularis itu dibantah kelompok liberal yang menduga sekularis bersikap sinis seperti itu hanya karena tak mampu menandingi popularitas AKP. Sekularis juga dianggap sulit menerima kebangkitan kubu Gul—konservatif religius—yang selama ini terpinggirkan oleh sekularis.

Jaga keseimbangan

Karena terpilih sebagai presiden, sekularis yakin Gul pasti akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan kekuasaannya. Apalagi sekularis mengingatkan akan selalu mengawasi sepak terjang dan pemerintahan Gul. "Kami akan selalu mengawasi setiap langkah yang dia ambil. Kami juga akan mengawasi kesetiaannya kepada republik," kata seorang anggota dari kelompok sekularis, Mustafa Ozyurek.

Para pengamat mengingatkan Gul agar berhati-hati dalam menjaga keseimbangan antara sekularis dan konservatif yang tengah mengupayakan kebebasan beragama yang lebih luas. Perbedaan sikap antara sekularis dan konservatif itu menjadi bukti belum berakhirnya konfrontasi. Oposisi khawatir AKP akan berusaha menyatukan masalah agama dengan negara mengingat AKP kini mengendalikan posisi-posisi strategis pemerintahan.

"Tugas utama Gul meraih simpati orang-orang yang tidak percaya padanya. Tetapi, ini tak bisa dia lakukan sendiri. Apalagi jika seluruh sektor masyarakat tak bisa menerima rekonsiliasi," kata pengamat politik, Rusen Cakir. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

No comments: