Sunday, August 19, 2007

Pembasmian Etnis di Irak

Situasi di Irak semakin tidak terkendali. Tanda-tanda terciptanya perdamaian semakin samar. Yang terjadi justru sebaliknya, semakin tidak aman.

Peledakan lima bom truk secara berantai di daerah permukiman kaum Yazidi Kurdi di Provinsi Nineveh, Irak utara, yang menewaskan sekurangnya 200 orang, hanya menegaskan bahwa konflik bernuansa etnis semakin meluas.

Selama ini permusuhan nyaris hanya terjadi antara kelompok Sunni dan Syiah. Saling bunuh tanpa henti terjadi di antara mereka. Kalau tidak di antara mereka, yang terjadi adalah penyerangan terhadap pasukan pendudukan pimpinan AS. Namun, peristiwa hari Selasa lalu memberikan cerita lain tentang situasi di Irak.

Penyerangan terhadap kaum Yazidi, yang merupakan kelompok minoritas, melontarkan sebuah pertanyaan, apakah ini sebuah upaya pembasmian etnis? Kalau pertanyaan itu terlalu tergesa-gesa dilemparkan, penyerangan terhadap kaum Yazidi tetaplah sebuah tindakan di luar batas kemanusiaan.

Memang, perang telah melecehkan hati nurani manusia. Ketika perang berkobar, ada sejumlah aspek yang ditelantarkan bahkan dilupakan, yakni aspek moral, budaya, dan peradaban manusia.

Dalam hal ini manusia telah menjadi serigala bagi sesamanya, homo homini lupus. Padahal, hanya manusia di antara segala ciptaan yang mempunyai akal budi dan kemauan, suara hati dan kebebasan. Hanya manusialah yang diciptakan agar dapat dan harus mempertanggungjawabkan kehidupannya.

Akan tetapi, bila pembunuhan sesama manusia begitu saja mudah terjadi, terlebih terhadap mereka yang tidak berdosa, menjadi sesuatu yang sangat mudah dilakukan, sungguh ini sebuah kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan.

Oleh karena itu, apa pun motif dan latar belakang penyerangan terhadap kaum Yazidi adalah sebuah tindakan yang di luar batas kemanusiaan. Tindakan itu hanya memperkeruh situasi dan keadaan di Irak, yang pada gilirannya akan mempersulit upaya penyatuan semua elemen masyarakat Irak untuk membangun sebuah negara baru yang bersatu dan damai.

Apakah situasi di Irak akan berkembang tanpa kendali menyerupai tragedi yang pernah di terjadi, misalnya, di Bosnia atau daerah-daerah lain yang kaum minoritas menjadi sasaran pembunuhan? Tentu kita semua tidak berharap bahwa situasi di Irak akan bertambah buruk. Kita berharap segera dapat dicari jalan keluar.

No comments: