Monday, August 20, 2007

Rakyat Setuju Konstitusi Baru


Hasil Ini merupakan Kemenangan bagi Pemerintah Militer

Bangkok, Minggu - Rakyat Thailand akhirnya menyetujui konstitusi baru yang disusun pemerintahan bentukan militer. Dalam referendum yang digelar Minggu (19/8), mayoritas pemilih menyatakan "ya". Ini merupakan sebuah kemenangan bagi pemerintahan yang dibentuk setelah kudeta militer September 2006.

Perdana menteri yang ditunjuk militer, Surayud Chulanont, mengumumkan kemenangan pemerintah setelah exit poll (survei terhadap pemilih yang baru saja memberikan suara) referendum menunjukkan, sebanyak 68 persen pemilih setuju konstitusi baru. Jumlah pemilih mencapai dua pertiga dari 45 juta orang yang memiliki hak pilih.

"Kami menganggap bahwa konstitusi ini telah disetujui rakyat, dan pada akhir Agustus, konstitusi ini akan diajukan kepada raja untuk disahkan," ujar Surayud melalui televisi nasional. Jika raja mengesahkan, konstitusi baru itu akan menggantikan "Konstitusi Rakyat" tahun 1997.

"Secara keseluruhan, pemilih yang berpartisipasi mencapai lebih dari 50 persen. Saya berterima kasih kepada rakyat Thailand yang telah memberikan suara mereka," tutur Surayud.

Sebelumnya, pemerintah junta khawatir pemilih yang memberi suara jumlahnya sedikit. Jika terjadi, hal itu akan memalukan pemerintah dan menguntungkan PM tersingkir, Thaksin Shinawatra. Karena itu, pemerintah mengerahkan 400.000 personel militer untuk membujuk rakyat menyetujui konstitusi baru.

Konstitusi baru disusun militer untuk mencegah Thaksin dan partainya yang masih populer di Thailand kembali ke tampuk kekuasaan. Konstitusi baru itu antara lain menyebutkan, kekuasaan PM dibatasi delapan tahun; PM beserta keluarganya dan politisi dilarang memiliki saham di perusahaan media dan memegang saham mayoritas di perusahaan swasta. Konstitusi baru juga mengatur amnesti bagi jenderal-jenderal yang menggulingkan Thaksin.

Pemilu

Dengan konstitusi baru ini, kehidupan demokrasi di Thailand pascakudeta tak berdarah September tahun lalu dapat dipulihkan kembali. Setidaknya, konstitusi baru ini dapat memuluskan pemilu.

Surayud berjanji, konstitusi baru ini akan mengembalikan negeri yang lebih dari satu tahun mengalami kericuhan politik itu ke jalur yang benar. Karena itu, dia menegaskan bahwa pihaknya akan segera menggelar pemilu akhir tahun ini.

"Saya tegaskan lagi bahwa pemilu akan digelar akhir tahun ini. Tanggal pastinya masih dipertimbangkan. Tetapi saya yakin, tanggal yang paling tepat adalah setelah ulang tahun raja, 5 Desember," ujarnya.

Hasil referendum ini disambut baik sejumlah analis. Mereka mengatakan, hasil referendum ini menunjukkan bahwa rakyat Thailand telah melakukan rekonsiliasi. Mereka juga dianggap telah siap mempersempit jurang perbedaan pendapat melalui pemilu yang bersih dan adil.

Meski begitu, ada juga sejumlah pihak yang khawatir konstitusi baru itu akan membuat pemerintah kembali dikontrol oleh pusat-pusat kekuasaan tradisional, seperti militer, birokrasi, dan keluarga kerajaan.

(AFP/REUTERS/BSW)

No comments: