Thursday, August 9, 2007

Pemilu AS


Kandidat Demokrat Menyerang China

Chicago, Rabu - Para bakal calon presiden AS dari Partai Demokrat hari Selasa (7/8) menyerang China berkaitan impor makanan tak bermutu dan mainan cacat. Mereka juga menuduh Beijing memanipulasi yuan.

Itu merupakan sinyal pertama serangan atas China yang selama ini menjadi topik tetap kampanye-kampanye di AS pada masa lalu. Serangan kemarin terjadi saat para calon presiden berdebat di depan 15.000 anggota serikat buruh yang khawatir hilangnya lapangan kerja kasar AS dan dampak perdagangan bebas global.

Para calon Partai Demokrat juga berdebat soal apakah secara sepihak akan menyerang kelompok Al Qaeda di wilayah Pakistan. Mereka juga membahas pengaruh lobi bisnis dalam politik AS.

Senator Hillary Clinton, yang dalam jajak pendapat menduduki tempat pertama, memperingatkan, AS harus mengatasi "manipulasi mata uang" oleh China.

"Kita harus memiliki standar yang lebih keras mengenai apa yang mereka impor ke negara ini," katanya dalam forum yang diadakan oleh federasi serikat buruh AFL-CIO di Chicago, Illinois.

"Saya tidak mau memakan makanan yang buruk dari China atau membiarkan anak-anak saya punya mainan yang akan membuat mereka sakit," kata Clinton, yang menurut pol USA-Today/Gallup terbaru memimpin di kalangan bakal calon presiden Partai Demokrat dengan 22 persen.

Komentarnya itu merujuk pada serangkaian kasus mengenai keamanan kesehatan di AS yang melibatkan pangan dan barang-barang buatan China.

Debat yang berlangsung di Stadion Soldier Field, Chicago, itu dipandang sebagai sebuah audisi di hadapan kalangan serikat buruh yang berpengaruh dalam kampanye Demokrat itu. Nominasi calon presiden Demokrat masih lima setengah bulan lagi.

Senator Barack Obama, yang ada di tempat kedua setelah Clinton dalam pol nasional, menyebut China sebagai "saingan", tetapi bukan berarti musuh.

Ketujuh bakal calon presiden itu memuji-muji organisasi serikat buruh. Langkah ini untuk memberi kesan bahwa mereka paling setia memperjuangkan nasib kaum buruh.

Clinton diserang saingan-saingannya yang menganggapnya terlalu dekat dengan para pelobi korporat dan Wall Street. Namun, Clinton menggambarkan dirinya sebagai pembela kaum pekerja.

Obama juga diserang saat Senator Chris Dodd dan Clinton mengkritiknya atas ucapannya belum lama ini yang akan menyerang sasaran teroris di Pakistan kalau dia memiliki informasi lokasi Al Qaeda. Serangan itu bahkan tanpa izin Presiden Pervez Musharraf. (AFP/AP/Reuters/DI)

No comments: