Wednesday, August 22, 2007

Dari Rusia ke Indonesia dengan Cinta

Buru-buru Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia Alexander A Ivanov menampik bahwa judul konser orkestra dan balet "From Russia to Indonesia with Love" ada kaitan dengan judul film James Bond. "Ini lebih tepat dengan pepatah, tak kenal maka tak sayang," ujar Ivanov di kediamannya di Jakarta, Senin (20/8).

Ivanov, yang baru empat bulan menempati posnya di Jakarta, pada 22 Agustus besok akan menggelar Gala Concert Orchestra & Ballet di Hotel Nikko. Acara yang melibatkan balerina Bolshoi (Moskwa), pemain biola Pavel Sedov, pianis Vitaliy Yunitskiy, didukung artis Indonesia, guna menyambut kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Jakarta, 8 September.

Kunjungan satu hari Putin ini, oleh Ivanov, akan dijadikan awal dari kian baiknya hubungan kedua negara. "Dan ini perlu diawali dengan damai, dan damai itu bisa tercipta jika ada cinta," ujar Ivanov. Dan festival kebudayaan Rusia ini menjadi bagian dari rasa cinta dan disayang.

"Terus terang, judul ’From Russia to Indonesia with Love’ ini ide saya. Istri saya dan semua pihak mendukungnya," ujar Ivanov, yang dibenarkan istrinya, Ludmila Ivanova. Ludmila cukup sibuk mempersiapkan acara festival budaya Rusia yang pertama ini. "Kami membawa cinta bagi Indonesia," ujar ibu seorang putri ini.

Ivanov mengaku tak punya latar belakang budaya dan seni. Dia hanya diplomat karier. Tetapi, dengan festival budaya yang diawali dengan konser gala orkestra dan balet, dilanjuti ekshibisi lukisan (reproduksi) di Pondok Indah Mall (23-26 Agustus), konser musik klasik di Gedung Kesenian (23 Agustus), dan kelas master balet, biola, piano, dan orkestra (21-25 Agustus), hubungan Rusia dan Indonesia akan kian akrab.

Hubungan kedua negara pernah dekat di akhir tahun 1950- an dan awal 1960-an. Hubungan pun membeku. Kini era baru di mana Indonesia dan Rusia punya banyak persamaan setelah mengalami reformasi dan demokrasi.

"Kami punya pandangan yang sama soal tata dunia baru, yakni mengutamakan perdamaian dan kemakmuran. Perlu adanya multi kutub. Intinya, kedua negara punya banyak kesamaan struktur sehingga bisa menjadi sebuah mitra baru," ujar Ivanov.

Karena itu, momentum kunjungan Presiden Putin—kunjungan pemimpin Rusia pertama dalam 50 tahun ini ke Indonesia—ini menjadi awal terbentuknya sebuah mitra baru. "Presiden Putin akan bicara soal politik internasional dan kerja sama ekonomi," ujar Ivanov.

Masalah Irak, Iran, penyelesaian Timur Tengah, Korea, dan keanggotaan Dewan Keamanan PBB bakal menjadi topik pertemuan Putin dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Bersama Putin, akan ikut 100 pengusaha Rusia. Didie W Soewondho, Ketua Kadin Indonesia Komite Federasi Rusia-CIS (Persemakmuran Negara-negara Merdeka), menegaskan, sebuah forum bisnis akan digelar.

"Pengusaha Rusia tadi bergerak di gas dan minyak, energi, telekomunikasi, perikanan, pertahanan, dan investasi. Diharapkan ada kerja sama dalam forum bisnis ini," ujar Soewondho.

Ivanov membenarkan. Dari Festival Budaya Rusia ini diharapkan muncul rasa cinta dan forum bisnis menumbuhkan hubungan yang kian erat dan menguntungkan. Selanjutnya ada peningkatan dalam hubungan dagang yang pada tahun 2006 mencapai 700 juta dollar AS dan nilai investasi 2,5 miliar-3,5 miliar dollar AS itu.

Dubes Ivanov melakukan pendekatan budaya. Sebuah langkah diplomasi jitu. (*)

No comments: