Tuesday, January 15, 2008

Barack Obama
Anggota Keluarga di Kenya Menanti dengan Penuh Harap

Dari sebuah desa yang dikelilingi pohon mangga dan mimosa, perkembangan proses perlombaan menuju jabatan utama Gedung Putih diamati dengan saksama. Anggota keluarga Barack Obama mengikuti dengan cermat apa yang dialami bakal calon presiden AS itu. Kekalahan tipisnya di New Hampshire dianggap kemunduran sementara saja.

"Dia masih memiliki peluang bagus," kata Said Obama (41), paman senator Illinois itu, setelah mendengar berita di radio hari Rabu pagi.

Hasil dari pemilihan pendahuluan di New Hampshire baru menjadi jelas lewat tengah malam di Kenya dengan Obama berada di tempat kedua, tak jauh di belakang Hillary Clinton. "Saya masih penuh semangat dan siap untuk meneruskan," katanya kepada para pendukungnya.

Said Obama juga sama optimistisnya. "Menurut saya, itu bukanlah suatu kemunduran besar karena ia pernah berada di belakang Hillary. Kalau dia tipe orang yang mudah menyerah, dia pasti telah mundur waktu itu," katanya.

Ayah kandidat presiden AS dari Partai Demokrat itu, juga bernama Barack Obama, memenangi sebuah beasiswa ke sebuah universitas di Hawaii, di mana dia bertemu dan menikah dengan wanita kulit putih AS yang kemudian menjadi ibu senator AS itu. Keduanya berpisah dan ayah Obama kembali ke Kenya, di mana dia bekerja sebagai seorang ahli ekonomi pemerintah sampai dia tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas tahun 1982. Makamnya terletak di sebuah pojok terpencil halaman rumah keluarga di Desa Kogelo di Kenya barat.

Di dalam rumah milik Sarah Hussein Obama, nenek Barack Obama, foto-foto kunjungan senator Illinois itu tahun 1987 dan 2006 berjajar di dinding berdampingan dengan sebuah posternya kala dia mencalonkan diri untuk Senat AS.

Desa Kogelo selamat dari kekerasan etnis dan politis yang meletus di Kenya setelah pemilu presiden 27 Desember lalu. Namun, desa itu hanya berjarak satu setengah jam dengan berkendaraan dari sebuah kota di mana bentrokan menyebabkan 500 orang tewas.

Nenek yakin

Sang nenek mengatakan, cucunya "penuh kejutan" dan akan bangkit kembali dari kekalahan di pemilihan pendahuluan New Hampshire untuk menjadi presiden AS kulit hitam pertama.

"Saya tahu cucu saya akan menjadi nomor satu karena dia sangat cemerlang," kata Sarah Hussein sambil mengeringkan jagung di halaman belakang rumahnya yang sederhana. "Dia menyimpan banyak rahasia dan penuh kejutan. Saya sangat yakin dia akan memenangi lomba ini dan menjadi presiden," kata sang nenek yang memakai baju dengan warna-warna cerah dengan suara serak.

Barack Obama yang sempat beberapa tahun tinggal di Indonesia kala kecil itu bertumbuh besar terutama di Hawaii dan tidak kenal betul ayahnya, tetapi pencalonannya menimbulkan minat di Kenya. Banyak orang Kenya menganggapnya salah seorang dari mereka yang berhasil jauh melebihi impian.

Charles Odhiambo, tukang ojek sepeda di Kogelo, mengatakan, seorang presiden Obama akan membawa bandara, air, dan rumah sakit ke Kenya. "Kalau dia menjadi presiden, kita akan dapat semua itu. Dia akan membelikan saya sebuah sepeda motor baru untuk menggantikan sepeda tua saya," kata ayah tiga anak berusia 30 tahun itu dengan senyum. (AP/Reuters/DI)

No comments: