Wednesday, January 9, 2008

Korban Mencapai 1.000 Orang


Presiden Kibaki Tawarkan

Dialog kepada Odinga

Nairobi, Selasa - Pemimpin oposisi Raila Odinga mengatakan, jumlah korban tewas dalam kerusuhan dan kekerasan yang terjadi pascapemilu Kenya diperkirakan mencapai 1.000 orang.

Perkiraan Odinga ini jauh lebih besar daripada perkiraan pemerintah. Pemerintah mengatakan, jumlah korban kerusuhan dan kekerasan mencapai 500 orang. Selain itu, kerusuhan membuat 255.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Hari Selasa (8/1), warga di desa Kiambaa, Rift Valley, masih mencari mayat korban kerusuhan di sejumlah ladang. Faith Wairimu, seorang warga, menemukan mayat suaminya, Senin malam. Dia tampak tersedu sedan di depan mayat yang tanpa kepala dan perut.

"Ini mayatnya, dia tewas," ujarnya lirih sambil menutup mata agar air matanya tidak mengucur deras. "Saya mengenali dari celananya," ujarnya.

Desa yang dihuni anggota suku Kikuyu yang mendukung Presiden Mwai Kibaki itu menjadi sasaran serangan tanggal 1 Januari lalu. Sejumlah saksi mata mengatakan, para penyerang menembaki warga dan mengurung mereka di dalam gedung tempat ibadah. Kemudian, para penyerang membakar gedung tersebut. Sekitar 30 orang tewas dalam serangan itu.

Banyak pihak menduga serangan itu dilakukan secara terencana.

Kenya terjerumus ke dalam krisis politik terburuk menyusul pemilu presiden 27 Desember lalu yang dimenangkan oleh Mwai Kibaki. Hasil pemilu itu tidak bisa diterima para pendukung rival Kibaki, Odinga. Akibatnya, kerusuhan pun meletus.

Tawarkan dialog

Awalnya, bentrokan terjadi antara pendukung Odinga dan polisi. Selanjutnya, bentrokan berkembang menjadi kerusuhan antara suku pendukung Odinga dan suku pendukung Kibaki.

Kibaki yang telah mengucapkan sumpah jabatan sebagai presiden, Senin, mengundang Odinga untuk berdialog secara langsung. Namun, pihak oposisi mengaku belum menerima undangan resmi dari pemerintah. "Undangan itu tidak ditujukan langsung kepada Odinga, tetapi kepada pers. Jadi, kami tidak menganggapnya serius," kata Salim Lone, juru bicara Odinga.

Selain itu, lanjut Lone, Odingan tidak akan mau bertemu dengan Kibaki jika tidak ada mediator. "Dia tidak akan bertemu dengan Kibaki untuk negosiasi kecuali (Presiden Ghana John) Kufuor hadir," Lone.

Kufuor yang juga menduduki kursi ketua Uni Afrika dijadwalkan datang Selasa ini ke Kenya untuk mengupayakan negosiasi antara Kibaki dan Odinga.

Menteri Informasi Ghana Oboshie Sai Cofie mengatakan, Kufuor akan lebih berperan sebagai fasilitator daripada mediator. Dia akan membawa kedua pihak bertikai untuk duduk bersama dalam suasana yang menyenangkan. Kufuor sebelumnya telah memiliki pengalaman dalam membantu negosiasi pihak- pihak yang bertikai di Pantai Gading dan Liberia.

Upaya mendorong perdamaian di Kenya juga dilakukan peraih Nobel Perdamaian dari Afrika Selatan Uskup Agung Desmond Tutu dan utusan Amerika Serikat untuk Afrika Jendayi Frazer.(BBC/AFP/REUTERS/BSW)

No comments: