Thursday, January 31, 2008

Militer Dukung PM Baru Thailnd


Kamis, 31 januari 2008 | 02:50 WIB

Bangkok, Rabu - Jenderal Sonthi Boonyaratglin, yang memimpin kudeta terhadap Thaksin Shinawatra tahun 2006, menyatakan mendukung Perdana Menteri Samak Sundaravej. Dukungan ini dinyatakan Sonthi sehari setelah Raja Bhumibol Adulyadej memberikan restu kepada Samak yang juga sekutu dekat Thaksin.

”Saya mendukung pemerintahan baru dan menginginkan setiap orang, termasuk oposisi, untuk mendukung pemerintah,” ujar Sonthi kepada wartawan dalam konferensi pers, Rabu (30/1).

Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Anupong Paojinda yang juga memimpin kudeta menambahkan, pemerintahan Samak seharusnya dinilai dari prestasinya. ”Jika pemerintah itu bisa memperbaiki negara kita, semua orang, tidak hanya saya, harus mendukung pemerintah,” katanya kepada wartawan.

PPP menyambut baik dukungan yang diberikan militer. PPP menyatakan, mereka tidak akan balas dendam terhadap junta yang telah menyingkirkan Thaksin.

”Saya berterima kasih kepada Jenderal Sonthi atas dukungannya kepada pemerintah baru dan saya ingin menegaskan kembali apa yang telah saya katakan sejak awal bahwa tidak akan ada balas dendam terhadap militer,” ujar juru bicara Thaksin, Noppadon Pattama, yang sekarang menjadi pejabat PPP.

Dukungan militer terhadap pemerintahan Samak agak di luar dugaan. Sebelumnya, media massa Thailand menduga Samak dan PPP akan terlibat perseteruan panjang dengan militer. Pasalnya, sejak masa kampanye, militer berupaya menghalangi PPP untuk memenangi pemilu. Kini, militer tampaknya bersikap realistis karena tidak mungkin lagi membendung para sekutu Thaksin untuk kembali berkuasa.

Cinta Thaksin

Ditanya apakah dukungan militer terhadap Samak diberikan setelah militer menyadari kudetanya terhadap Thaksin telah gagal? Sonthi membantah. Dia juga menegaskan bahwa tak akan ada lagi kudeta terhadap pemerintah.

”Secara pribadi saya kira kudeta tidak mungkin lagi terjadi sebab rakyat tidak akan mendukung kudeta,” katanya.

Tidak hanya memberikan dukungan kepada Samak, Sonthi juga mengatakan bahwa ia mencintai Thaksin. ”Kami masih mencintai satu sama lain dan persaudaraan kami masih utuh,” ujarnya.

Sonthi dan Thaksin sama- sama pernah dididik di sekolah lanjutan militer yang sama, tetapi pada waktu yang berbeda. Ikatan antarsesama lulusan sekolah militer merupakan bagian penting dalam persekutuan politik Thailand.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sikap Sonthi berubah drastis terhadap Thaksin. Sebelumnya, dia pernah mengatakan khawatir akan keselamatannya selama menjabat sebagai panglima tentara di bawah Thaksin.

Pada bagian lain pernyataannya, Sonthi mengungkapkan bahwa dia telah berbicara tiga kali dengan Thaksin melalui telepon. Namun, lanjut dia, ia tidak membicarakan soal kepulangan Thaksin.

”Kami berbicara secara terus terang dan saling terbuka, tetapi kami tidak mendiskusikan (rencana) kepulangan Thaksin dan juga tidak membuat konsesi apa pun,” kata Sonthi.

Thaksin dan istrinya beberapa kali mengatakan akan segera pulang ke Thailand untuk menghadapi kasus korupsi.

Dia menambahkan, percakapan lewat telepon dengan Thaksin diatur oleh orang yang menaruh perhatian pada situasi Thailand. Namun, dia tidak menjelaskan identitas orang tersebut. (AFP/BSW)

No comments: