Sunday, January 6, 2008

Pemilu AS


Kaukus Iowa, Awal Menarik ke Gedung Putih

Tahun 1976, Kaukus Iowa telah menghantarkan mantan Gubernur Georgia, Jimmy Carter, menjadi Presiden Amerika Serikat. Ia tidak mendapatkan suara mayoritas dan hanya memperoleh 27,7 persen. Namun, perolehan itu merupakan yang terbesar di antara para kandidat Demokrat.

Penampilan Carter lalu memperoleh simpati media massa, yang kemudian mengangkat dia ke panggung nominasi tingkat nasional. Jadilah ia presiden.

Sejak itulah, antara lain, signifikansi kaukus menjadi menonjol meski usia kaukus itu sendiri sudah lebih dari seabad.

Sekarang Kaukus Iowa dianggap bisa menjadi tren, siapa yang bakal menjadi presiden, meski tak mutlak Kaukus Iowa menentukan siapa jadi presiden.

Yang pasti, dari Kaukus Iowa inilah perjalanan panjang menuju Gedung Putih dimulai.

Kaukus itu sebetulnya pemilihan penyisihan, pemilihan pada tahap paling awal bagi seorang calon presiden dan wakil presiden. Dalam artikelnya yang dikirimkan ke Kompas.com, untuk rubrik Kompas Community, seorang warga Indonesia, Yosep Bambang, yang kini tinggal di Iowa, memberikan gambaran tentang arti penting Kaukus Iowa.

Kaukus berasal dari bahasa Indian Amerika Utara—dipercaya dari suku Algonquin—yang berarti perkumpulan para ketua suku yang sedang berkuasa. Makna modern kaukus adalah proses berkumpulnya para anggota partai politik untuk membuat berbagai keputusan dan memilih kandidat.

Semua negara bagian melakukan kaukus, dan 5 Februari disebut sebagai Super-Duper Tuesday karena pada tanggal itu banyak negara bagian menyelenggarakan kaukus.

Mengapa Kaukus Iowa menjadi yang pertama? Itu merupakan proses cukup panjang. Pada awal tahun 1970-an, Partai Demokrat Iowa melakukan reformasi dalam proses seleksi delegasi mereka. Salah satu hasil reformasi itu adalah jeda waktu antara kaukus tingkat precinct (kelurahan) dan konvensi tingkat county (kabupaten), distrik, dan state (negara bagian) minimal harus 30 hari.

Pertimbangannya, mereka perlu memublikasikan proses- proses itu agar bisa menarik lebih banyak pemilih untuk ikut dalam proses-proses pemilu tingkat awal tersebut. Ketika tahun 1972 Konvensi Partai Demokrat untuk tingkat negara bagian ditetapkan 20 Mei, kaukus di tingkat kelurahan ditetapkan pada 24 Januari sehingga menjadi kaukus kelurahan paling awal di Amerika. Maka, kaukus kelurahan itu pun menjadi uji coba pertama untuk pemilihan kandidat presiden.

Pada tahun 1976, karena semakin gencarnya pemberitaan media tentang kaukus itu, Partai Republik pun memajukan waktu kaukus kelurahannya sama dengan Partai Demokrat. Sejak saat itulah para kandidat presiden AS dan pers menganggap bahwa Kaukus Iowa merupakan yang pertama secara nasional.

Prosesnya cukup rumit

Proses kaukus itu rumit, dengan penghitungannya sendiri. Yang berhak ke Kaukus Iowa adalah setiap pemilih terdaftar sebagai anggota partai Demokrat atau Republik dan bisa membuktikan diri penduduk Iowa.

Kaukus tidak hanya memilih kandidat presiden (sekalipun ini yang terpenting), tapi juga diskusi berbagai macam isu dan memilih delegasi untuk maju ke konvensi tingkat kabupaten.

Setelah kaukus selesai, para anggota delegasi yang terpilih mengikuti konvensi tingkat kabupaten, 15 Maret. Dalam konvensi kabupaten itu dipilih anggota delegasi untuk mewakili seorang kandidat dalam konvensi tingkat distrik 26 April. Pada konvensi tingkat distrik, anggota delegasi dikurangi jumlahnya untuk selanjutnya menghadiri konvensi tingkat negara bagian pada 14 Juni. Delegasi tersebut dikurangi lagi untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Demokrat pada akhir Agustus. Pada 4 November 2008, anggota delegasi memilih calon presiden dan wakil presiden.

Proses kaukus Partai Republik sedikit saja berbeda dari Demokrat, dan pada konvensi nasionalnya para anggota delegasi memilih capres dan cawapres.

"Secara pribadi, saya takut kalau kandidat seperti Mitt Romney atau Ron Paul yang akan keluar sebagai pemenang. Mereka mengutamakan kekuatan Amerika. Mitt Romney sangat konservatif, sementara Ron Paul adalah militer yang keras. Sementara itu, saya pesimistis kalau Hillary atau Obama bisa sampai di Gedung Putih. Tetapi, siapa pun yang akan jadi presiden Amerika harus melewati Kaukus Iowa. Kita tunggu saja," kata Bambang. (vik)

No comments: