Friday, January 4, 2008

Pakistan


Inggris Ikut Investigasi Kematian Benazir

Islamabad, Rabu - Presiden Pakistan Pervez Musharraf hari Rabu (2/1) menegaskan, sebuah tim forensik dari Scotland Yard, Inggris, akan segera datang ke Pakistan, guna membantu membuktikan penyebab kematian mantan PM Benazir Bhutto.

Berbicara dalam jumpa pers di Islamabad, Musharraf mengatakan, dia meminta bantuan dari kepolisian Inggris guna membantu penyelidikan penyebab kematian Benazir. "Saya sangat berterima kasih kepada PM Gordon Brown," ujar Musharraf. "Begitu saya sampaikan permohonan ini, dia langsung menyetujuinya," tambahnya.

Sebelumnya, Pemerintah Pakistan menolak kehadiran investigator asing yang ingin membantu penyelidikan pembunuhan Benazir. Sikap pemerintah berubah setelah Amerika Serikat dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin Benazir mendesak pemerintah agar menerima kehadiran investigator asing.

"Pemerintah berkomitmen untuk menyelidiki (kasus ini) secara saksama dan transparan. Pemerintah juga membuka diri terhadap bantuan dari luar," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Mohammed Sadiq, Rabu.

Sejauh ini, banyak pihak menilai pemerintah berupaya menutupi sejumlah fakta mengenai kematian Benazir. Kementerian Luar Negeri Pakistan, Sabtu lalu, misalnya, menyatakan bahwa Benazir tewas karena kepalanya terbentur jendela atap mobilnya.

Padahal, sejumlah pejabat mengatakan, Benazir tewas karena ditembak dari jarak dekat. Para pejabat PPP yang ikut memandikan jenazah Benazir juga melihat beberapa luka tembak di bagian kepala.

Foto-foto yang dipublikasikan otoritas, Rabu, menunjukkan, seorang anak muda berkacamata hitam, berkaus putih, dan jas warna gelap menembak Benazir saat berdiri dengan kepala muncul di jendela atap mobil guna menyapa pendukungnya.

Namun, pemerintah menolak tuntutan suami Benazir, Asif Ali Zardari, yang meminta PBB ikut terlibat dalam investigasi kematian sebagaimana badan dunia itu ikut menginvestigasi kematian mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri.

"Situasi di Pakistan sangat berbeda dengan keadaan seputar kematian Hariri," ujar Sadiq.

Tawarkan diri

Pemerintah Perancis bersama negara-negara Uni Eropa lainnya telah mengajukan diri untuk membantu investigasi kematian Benazir. Untuk keperluan itu, Menlu Perancis Bernard Kouchner secara khusus berkunjung ke Pakistan untuk menyampaikan tawarannya kepada Musharraf, Rabu. Dia adalah pejabat asing tingkat tinggi pertama yang berkunjung ke Pakistan pascakematian Benazir.

"Hari ini kami menawarkan diri untuk menyediakan para ahli dari Perancis atau Uni Eropa kepada Presiden Musharraf," ujar Kouchner seusai bertemu Musharraf di Rawalpindi.

"Tuan Musharraf mengatakan gagasan itu menarik," tambahnya. Kouchner juga menyampaikan surat dari Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Surat itu berisi ungkapan solidaritas Perancis untuk Pakistan yang menghadapi kejahatan mengerikan.

Surat tersebut juga berisi dukungan bagi Pakistan untuk meneruskan upaya-upaya demokrasi di negara itu dan perang terhadap terorisme.

Menanggapi tawaran Kouchner, Sadiq mengatakan, "Perancis adalah sebuah negara penting dadi Eropa. Dia (Kouchner) menawarkan bantuan Perancis dalam investigasi. Kami pastikan bahwa kami akan menghubungi mereka jika bantuan seperti itu dibutuhkan." (AFP/BSW/ppg)

No comments: