Tuesday, January 15, 2008

Politisi Merusak Kenya


Aliran Logistik ke Beberapa
negara di Afrika Turut Terganggu


TIGONI, Kamis - Kenya yang tergolong paling makmur dan paling demokratis di Afrika kini mengarah pada pertikaian sektarian yang diperkirakan akan berlangsung lama. Semua itu diakibatkan egoisme para politisi yang curang dan saling tidak mau mengalah.

Awalnya adalah pemilu 27 Desember yang berlangsung kacau dan tak sesuai standar internasional. Namun, Komisi Pemilu Kenya menyatakan, Presiden Mwai Kibaki menang atas pemimpin oposisi Raila Odinga. Namun, pernyataan itu cacat karena Mwai menutup penghitungan pemilu di saat Odinga memperlihatkan keunggulan atas Kibaki.

Odinga menyampaikan protes dan meminta Kibaki mundur. Dampaknya adalah perseteruan sektarian antara suku Kikuyus (Kibaki bersuku Kikuyus) dan suku Luo yang sekitar 13 persen total total penduduk Kenya. Odiga bersuku Luo.

Kota-kota yang dihuni dua suku itu terjebak aksi saling serang, yang telah menewaskan sekitar 1.000 orang dan memaksa 250.000 warga mengungsi.

Pertikaian di antara dua etnis itu juga melebar. Etnis Kikuyus sekitar 23 persen dari total 34 juta penduduk Kenya. Namun Odinga bersuku Luo juga didukung suku-suku lainnya, seperti Luhya (14 persen), Kalenjin (11 persen), Kamba (10 persen), Kisii (8 persen), dan Meru (8 persen).

"Para politisi telah menggunakan kami seperti kayu api, yang dibakar dengan korek api mereka. Mereka meminta kami bertarung, sementara mereka makan enak-enak," kata Mashuno Onyango (52) dari kota Limuru beretnis Luo tetapi bisa berbahasa Kikuyus.

"Mereka berjanji akan melepas kami dari kemiskinan jika mereka terpilih. Lihat apa yang mereka lakukan, kini semuanya kacau berantakan. Tak ada makanan, rumah hancur berantakan," katanya.

Pakai geng pembunuh

Kepala Komisi Nasional Kenya untuk HAM Maina Kiai mengatakan, kubu Kibaki telah menggunakan geng pembunuh bernama Mungiki, kelompok yang terlarang untuk menyerang pendukung Odinga.

"Kami mengingatkan agar penggunaan Mungiki ini dihentikan sebelum keadaan makin kacau," kata Kiai. Mungiki terkenal sebagai pembunuh berdarah dingin yang sudah terbukti di masa lalu.

"Dari hasil pemantauan kami, Mungiki mengaku telah diminta berperan melindungi pendukung pemerintahan berkuasa," demikian kata Kiai. Komisi HAM Kenya sudah memohon kepada Kepala Polisi Mayor Jenderal Ali Mohamed Hussein untuk bertindak cepat.

Juru bicara pemerintah, Alfred Mutua, membantah temuan komisi itu dan menyatakannya sebagai pemicu kerusuhan sektarian lebih lanjut dan meluas.

Kekacauan yang meluas di Kenya telah mengganggu kelangsungan hidup di negara tetangga. Pelabuhan Mombasa di Kenya kini tidak aman untuk bongkar muat barang tujuan Kenya dan ke kawasan. Kenya adalah transit bagi seperempat omzet perekonomian Uganda dan Rwanda, sepertiga untuk Burundi.

PBB pun sudah lama menggunakan Kenya sebagai pusat logistik untuk tujuan Somalia, Sudan, Uganda, dan Kongo. Aliran logistik untuk kawasan dan keperluan kemanusiaan itu kini praktis terhenti. Para pekerja di Kenya sedang takut melakukan aktivitas. (AFP/AP/MON)

No comments: