Wednesday, January 16, 2008

Peristiwa' Kudeta Mekkah' 1979 Memicu Munculnya Kelompok Militan




Jakarta-RoL-- Peristiwa "Kudeta Mekkah", yaitu penguasaan atas Masjidil Haram di kota Mekkah pada 20 November 1979 oleh sejumlah orang yang dipimpin Juhaiman al Utaibi, memicu munculnya berbagai kelompok militan yang eksis hingga kini.

Hal tersebut terungkap dalam seminar dan bedah buku "Kudeta Mekkah: Sejarah yang Tak Terkuak" yang diselenggarakan di Aula Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitaa Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu.

Buku yang diterjemahkan dari hasil karya wartawan The Wall Street Journal berdarah Ukraina, Yaroslav Trofimov itu menuturkan tentang peristiwa tersebut yang hingga kini dianggap masih belum banyak diketahui oleh banyak pihak, termasuk oleh umat Islam sendiri.

Menurut Yaroslav dalam bukunya, peristiwa "Kudeta Mekkah" sebenarnya adalah akar sejarah dari munculnya berbagai kelompok militan seperti Al Qaeda. Hal ini antara lain karena ketidaksetujuan kelompok tersebut kepada pemerintahan Arab Saudi yang menurut mereka tidak Islami.

Salah satu pembicara, pengamat intelijen Wawan Purwanto mengemukakan, peristiwa tersebut memang dapat mengilhami dan menginspirasikan berbagai kelompok yang menggunakan ideologi kekerasan.

Sedangkan penerjemah "Kudeta Mekkah", Saidiman memaparkan, peristiwa penguasaan Masjidil Haram juga dikerjakan pelaku dengan menggunakan jargon-jargon teologis dan didukung oleh sejumlah ulama di negara yang kerap disebut menerapkan paham Wahhabi itu.

Mengenai adanya kaitan paham Wahhabi (diambil dari nama ulama Arab abad ke-18 Muhammad bin Abdul Wahhab) dengan peristiwa itu, tokoh Islam Salafi Abdurrahman menolak keras pendapat tersebut dan menganggap bahwa orang yang melakukan penyerangan tersebut hanyalah oknum. "Kata Wahhabi atau Wahhabisme itu juga awalnya adalah istilah yang dibuat oleh pemerintah kolonial Inggris," kata Abdurrahman.

Selain itu, ia juga menolak anggapan bahwa peristiwa "Kudeta Mekkah" tidak banyak diketahui oleh masyarakat karena sejumlah literatur telah banyak yang mengulas hal tersebut. Sementara itu, anggota DPR dari Fraksi Pelopor Bintang Demokrasi, Ali Mukhtar Ngabalin, menyorot tentang adanya aspek intervensi luar negeri dan faktor ketidakmampuan pemerintah Arab Saudi dalam mengatasi peristiwa "Kudeta Mekkah" secara mandiri. antara/mim

No comments: