KUALA LUMPUR, RABU - Ketidaksenangan Mahathir Mohamad terhadap penggantinya Abdullah Ahmad Badawi semakin jelas. Mantan perdana menteri (PM) Malaysia itu tidak ingin Badawi terlalu lama berkuasa dengan mencalonkan diri untuk periode kedua.
Sebelumnya Badawi mengungkapkan akan mengikuti pemilu yang rencananya akan digelar Maret. Kalau menang, ia akan memimpin Malaysia satu periode lagi.
Ketidaksukaan Mahathit itu jelas terlihat saat mengatakan, ia telah salah memilih Badawi. Ia seharusnya membuka peluang juga bagi Najib Razak, wakil perdana menteri. "Pemikiran saya, karena (Badawi) lebih tua dari Najib, dia seharusnya menjadi PM untuk satu periode, lalu Najib harus mampu menggantinya," ujar Mathathir dalam sebuah jumpa pers, Rabu (30/1).
"Saya tahu, butuh waktu untuk menjalankan rencana dan proyek-proyek. Tetapi saya pikir, kalau itu dijadikan alasan untuk mempertahankan kekuasaan sampai 18 tahun lagi, itu sangat tidak bisa diterima," imbuhnya.
Badawi menang telak dalam pemilu 2004, karena publik terkesan dengan janji kampanyenya untuk memberantas korupsi. Namun sejak itu ia malah dikritik habis-habisan karena tidak berbuat apa-apa. Popularitasnya juga menurun tajam.
Dalam beberapa bulan terakhir ia menghadapi gelombang protes kelompok imigran keturunan India yang merasa kena diskriminasi. Ia juga mendapat serangan soal reformasi pemilu dan meningkatnya harga makanan dan bahan bakar.
"Mereka melihat pemerintahan yang mundur dan mereka ingin mengambil keuntungan," kata Mahathir merujuk pada aksi demonstrasi yang tidak mungkin terjadi dalam masa pemerintahannya yang berakhir 2003. Mahathir sebenarnya juga memerintah lebih dari dua dekade.
Badawi bisa memimpin Malaysia karena ditunjuk Mahathir. Namun setelah berkuasa, Badawi malah menghentikan sejumlah proyek kesayangan Mahathir yang disebutnya beraroma nepotisme dan korupsi serta salah urus.
No comments:
Post a Comment