Tuesday, October 16, 2007

Bahan Bakar


Harga Minyak Melonjak, Melampaui 85 Dollar AS

London, Senin - Harga minyak mentah dunia, Senin (15/10) pagi, melonjak hingga mencapai rekor tertinggi 85,19 dollar AS per barrel di bursa New York, Amerika Serikat. Harga minyak jenis Brent di bursa London juga mencetak rekor, yakni 81,93 dollar AS per barrel.

Kondisi ini karena memuncaknya ketegangan antara Turki dan suku Kurdi di Irak. Sejumlah kalangan mengkhawatirkan kenaikan harga itu akan memengaruhi kebijakan Irak, salah satu produsen minyak mentah, untuk memperketat suplai minyak.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap yakin bahwa kenaikan harga minyak dunia tak akan memengaruhi permintaan minyak dunia. OPEC tetap memperkirakan kenaikan 1,5 persen permintaan minyak dunia tahun ini atau rata-rata 1,3 juta barrel per hari.

Menurut OPEC, permintaan minyak dunia selama triwulan ketiga tahun ini cenderung menurun. Namun, akan terjadi kenaikan permintaan minyak dunia hingga 1,8 juta barrel per hari pada triwulan keempat. Kenaikan permintaan minyak dunia pada triwulan keempat itu menyusul meningkatnya kebutuhan minyak sebagai dampak musim dingin di belahan bumi utara. Kebutuhan minyak yang meningkat di antaranya untuk bahan bakar dan pemanas.

Sementara itu, pada tahun 2008 kenaikan permintaan minyak diperkirakan juga mencapai rata-rata 1,3 juta barrel per hari. "Kenaikan permintaan minyak itu tidak akan bergeser dari perkiraan sebelumnya," kata OPEC, seperti dikutip AFP.

Meski demikian, ketidakpastian minyak dunia diperkirakan akan semakin besar.

"Di luar persoalan geopolitik di beberapa negara, berlangsungnya musim dingin dan berlanjutnya kemunduran ekonomi Amerika Serikat dan ekonomi dunia pada 2008 akan memberi pengaruh besar terhadap kondisi minyak dunia," kata sumber OPEC, seperti dikutip AFP.

Spekulasi

Ulah spekulan yang muncul seiring melemahnya nilai kurs dollar AS juga akan memengaruhi pasar minyak mentah dunia. Ulah spekulan akan mendorong harga minyak premium dan menambah ketidakpastian pasar.

OPEC menambahkan, menguatnya harga minyak juga dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap potensi kerusakan instalasi minyak di Teluk Meksiko akibat badai topan bulan September.

Negara-negara OPEC berencana untuk mengadakan pertemuan di Abu Dhabi awal Desember mendatang untuk mengkaji kembali perkembangan kondisi minyak terakhir serta memastikan keamanan pasokan minyak dunia selama berlangsungnya musim dingin. (AFP/LKT)

No comments: