Saturday, October 20, 2007

PAKISTAN


Cerita Serangan Bom Bunuh Diri yang Tak Ada Habisnya...

Dalam tiga bulan terakhir, Pakistan tidak henti-hentinya diguncang serangan bom bunuh diri. Beragam krisis, mulai dari pengepungan Masjid Merah di Islamabad, pemecatan Hakim Agung Iftikhar Chaudhry, hingga kembalinya mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto dari pengasingan, memicu terjadinya serangan bom.

Kantor berita Reuters menghitung sedikitnya 350 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri sepanjang Juli-September 2007. Kebanyakan korban adalah anggota paramiliter dan polisi. Jumlah korban tewas semakin banyak menyusul serangan bom bunuh diri terakhir di Karachi, Kamis (18/10) malam waktu setempat, yang menewaskan 136 orang.

Serangan bom bunuh diri selama Juli 2007 terhitung paling parah dengan korban mencapai 140 orang tewas dalam 13 serangan. Antara serangan satu dan serangan berikutnya hanya berjarak satu atau dua hari.

Serangan terburuk terjadi pada 14 Juli saat pelaku bom bunuh diri menewaskan 24 anggota paramiliter di Waziristan Utara. Tiga serangan bom terpisah pada 19 Juli menewaskan sedikitnya 52 orang, yaitu 30 orang di kota Hub, tujuh orang di Hangu, dan 15 di Kohat.

Selama Agustus 2007, tiga serangan bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 13 orang. Korban tewas hampir seluruhnya paramiliter dan polisi. Mereka diserang saat konvoi atau saat berada di pos pemeriksaan.

Tiga paramiliter tewas dalam serangan bom pada 20 Agustus dan lima tentara tewas dalam serangan atas konvoi di Waziristan pada 24 Agustus. Serangan pada 26 Agustus di Desa Swat menewaskan empat polisi.

Serangan pada bulan September 2007 juga meminta korban sedikitnya 61 orang tewas dalam empat serangan bom bunuh diri. Serangan terburuk terjadi di Rawalpindi dengan korban 25 orang tewas pada 4 September.

Tentara, paramiliter, dan polisi sering menjadi sasaran kelompok bersenjata yang memang tengah diburu militer. Namun, warga sipil pun tidak urung menjadi korban.

Operasi militer oleh Presiden Pervez Musharraf dalam menangani berbagai krisis di Pakistan hanya membawa keberhasilan jangka pendek. Sayangnya, operasi militer itu mendatangkan korban tewas lebih banyak, baik dari kalangan militer maupun sipil. (reuters/fro)

No comments: