Saturday, October 20, 2007

Dunia Kecam Bom di Pakistan


Para Pemimpin Negara Mendorong Kampanye Melawan Terorisme

washington, jumat - Ledakan bom bunuh diri di Pakistan membuat geram para pemimpin dunia, Jumat (19/10). Aksi terorisme seperti itu lalu dianggap sebagai alasan kuat pentingnya kampanye melawan terorisme.

Kecaman datang dari banyak negara, antara lain Indonesia, Rusia, India, China, Afganistan, Australia, Jepang, AS, Perancis, Banglades, Inggris, Uni Eropa (UE), serta PBB. Pernyataan tertulis Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebutkan, PBB mengecam serangan teroris yang menewaskan 136 orang dan melukai 387 orang itu. PBB yakin kekuatan politik mampu bertindak bersama-sama demi memperkuat kesatuan nasional.

Kecaman keras juga datang dari UE yang juga mendesak Pakistan segera menangkap pelaku peledakan bom. Hal serupa juga diungkapkan Pemerintah Indonesia melalui Juru Bicara Departemen Luar Negeri Kristiarto Legowo. "Kami harap mereka yang bertanggung jawab dapat segera ditangkap dan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Pemerintah RI juga menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada pemerintah dan keluarga korban," ujarnya.

China juga mengingatkan agar Pakistan tetap mempertahankan stabilitas pascaledakan. Sebagai rekan dekat Pakistan, juru bicara Deplu China Liu Jianchao berharap Pakistan mampu mempertahankan stabilitas sosialnya.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy berharap dan mengingatkan Pakistan untuk memastikan agar proses persiapan pemilu legislatif bisa berjalan seperti rencana.

Dukungan dan simpati tak hanya datang dari negara kategori "teman", tetapi juga dari negara yang sering terlibat pertikaian, seperti India yang kerap menuduh Pakistan melindungi kelompok perlawanan di Kashmir. "Terorisme seperti itu harus dilawan semua negara," kata jubir Deplu India, Navtej Sarna.

Lawan terorisme

Selain mengecam peledakan bom itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga meminta dunia bersatu melawan terorisme dan ekstremis. Seruan serupa juga datang dari Jepang. "Komunitas internasional harus kerja sama untuk menangani terorisme ini," sebut pernyataan tertulis Jepang.

Serangan terorisme di Pakistan itu menurut Presiden Afganistan Hamid Karzai menjadi pengingat bagi komunitas internasional untuk serius menangani terorisme bersama-sama. "Peristiwa ini sekali lagi membuktikan bahwa kita harus memerhatikan masalah ini dengan serius," ujarnya.

Pemerintah AS yang selama ini menganggap Pakistan sebagai rekan setia meminta agar peristiwa itu jangan menghambat pemilu. "Jangan biarkan ekstremis mengganggu," kata juru bicara Badan Keamanan Nasional AS di Gedung Putih, Gordon Johndroe.

Hingga kini belum ada negara yang menuding kelompok tertentu sebagai pelaku peledakan. Hanya Australia, melalui Menlu Alexander Downer, yang buru-buru menuding jaringan Al Qaeda sebagai pelaku ledakan bom bunuh diri itu. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

No comments: