Monday, October 15, 2007

Nobel Perdamaian 2007 Mengundang Kontroversi



Tidak Ada yang Keliru dari Penunjukan Al Gore dan IPCC

Paris, Minggu - Keputusan Komite Nobel di Oslo, Norwegia, Jumat, menetapkan mantan Wakil Presiden AS Al Gore dan Panel Antarpemerintahan PBB soal Perubahan Iklim sebagai peraih Nobel Perdamaian 2007 mengundang pro dan kontra. Ada pihak yang menilai urusan lingkungan tak ada kaitan dengan perdamaian.

"Kami ingin menempatkan iklim dunia pada agenda yang berkaitan dengan perdamaian," demikian Ketua Komite Nobel Ole Danbolt Mjoes saat mengumumkan nama Gore dan Panel Antarpemerintahan PBB soal Perubahan Iklim (IPCC). Gore dan IPCC diketahui giat berkampanye soal perubahan iklim atau pemanasan global. "Tantangan paling berbahaya yang pernah kita hadapi," ujar Gore di California, Amerika Serikat.

Albert Arnold Al Gore, mantan Wakil Presiden di era Presiden Bill Clinton (tahun 1993-2001), dan IPCC yang beranggota 3.000 ilmuwan akan berbagi hadiah 1,5 juta dollar AS saat menerima penghargaan ini, 10 Desember nanti, di Oslo. Keduanya menggeser sekitar 181 calon lainnya.

"Perlu dilakukan aksi sekarang ini sebelum perubahan iklim di luar kontrol manusia," demikian Komite Nobel. Dikatakan, perubahan iklim berkaitan erat dengan kekeringan, banjir, dan naiknya permukaan laut. Situasi ini mengancam kondisi kehidupan di seluruh dunia serta mendorong migrasi massa dan meningkatkan risiko perang.

Gore giat berkampanye memperingatkan pemanasan global dan menyerukan agar hal ini menjadi agenda internasional. Melalui film dokumenternya (tahun 2006), An Incovenient Truth, yang meraih Academy Award 2007 sebagai film dokumenter terbaik, Gore berkampanye. Film ini merupakan bagian dari kuliah keliling, mengingatkan ancaman dari pemanasan global.

"Dia (Gore) mungkin satu-satunya orang yang telah berbuat lebih dalam meningkatkan pemahaman dunia yang lebih luas, perlunya langkah-langkah pencegahan," ujar Komite soal Gore.

"IPCC berhasil menciptakan sebuah konsensus yang lebih luas menyangkut hubungan antara aktivitas manusia dan pemanasan global," tambahnya soal IPCC.

Penghargaan Nobel Perdamaian 2007 bagi Gore dan IPCC yang giat berupaya mencegah pemanasan global ini akan semakin memberi tekanan pada dunia untuk membuat kesepakatan baru guna menghadapi pemanasan global. PBB sejauh ini mempersiapkan sebuah konferensi iklim yang dijadwalkan bulan Desember nanti di Bali.

Tidak keliru

Sekalipun Komite Nobel punya argumentasi penunjukan Gore dan IPCC, tidak sedikit orang melihat keputusan ini keliru. Tuduhan ini karena Nobel Perdamaian biasanya bagi orang yang bekerja keras menciptakan "persaudaraan" antarbangsa. Juga untuk mereka yang sukses dalam menghapus atau menghilangkan kekuatan militer, atau yang menciptakan perdamaian.

Mantan Presiden Ceko Vaclav Klaus termasuk yang tak sepakat. Dia menggambarkan pemanasan global sebagai ketakutan hijau. "Sebab, hubungan antara aktivitas dia (Gore) dan perdamaian dunia itu samar-samar dan tak jelas sedikit pun," ujar Vaclav.

Akan tetapi, sejumlah ahli tidak melihat ada yang keliru dengan penunjukan Gore dan IPCC. Mereka melihat tidak salah menghubungkan polusi karbon dengan peluang terjadinya perang di masa depan. Mereka menyambut hangat menyorot bahaya laten yang besar ini.

"Perubahan iklim merupakan satu isu paling signifikan saat ini dan satu yang berdampak besar bagi keamanan global, begitu juga kesehatan manusia, kesejahteraan, dan hidup baik," ujar Martin Taylor dari Royal Society, akademi sains Inggris.

Perubahan iklim menimbulkan banjir, kekeringan, gagal panen, dan badai. Ini akan mengundang migrasi dan benturan antarbangsa. (Reuters/AFP/ppg)

No comments: