Sekitar 250.000 Pendukung Mengelu-elukannya
karachi, kamis - Akhirnya, setelah delapan tahun mengasingkan diri ke Inggris, mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto (54) kembali menginjakkan kaki di tanah airnya, Kamis (18/10). Ratusan ribu pendukung setia Bhutto telah menunggu di jalanan. Begitu turun dari pesawat, kedua mata Bhutto tampak berkaca-kaca.
"Saya tidak percaya hari yang saya nanti-nantikan ini akhirnya tiba. Saya lama sudah menantikan ini. Saat paling mengharukan dan sangat berarti untuk saya," kata Bhutto di Karachi.
"Hidup Bhutto!" teriak ratusan ribu pendukung Bhutto yang ada di bandara.
Sebelum turun lewat tangga pesawat Emirates, Bhutto tampak menitikkan air mata dan terdiam sesaat. Seperti halnya warna bendera kebangsaan Pakistan, Bhutto mengenakan baju warna hijau dan celana panjang serta kerudung putih. Keluar dari bandara, Bhutto langsung dibawa ke pusat kota Karachi dengan mengendarai semacam lori yang berjalan menuju ke kompleks makam ayah Bhutto sekaligus bapak bangsa Pakistan, Mohammad Ali Jinnah.
Sepanjang jalan Bhutto berdiri di atap lori yang khusus didesain dengan kaca anti-peluru dan melambaikan tangan ke arah ratusan ribu pendukungnya yang diyakini mencapai lebih dari 250.000 pendukung.
"Kami sudah mulai jalan ke Karachi dari kota Mirpurkhas sejak 12 hari lalu, tetapi itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan pengorbanan Bhutto untuk kami," kata Dana Ram yang jalan kaki ke Karachi dengan sembilan temannya.
Ratusan ribu pendukung Bhutto ramai-ramai masuk ke Karachi dari berbagai daerah di Pakistan dengan mengendarai bus, kereta api, mobil, sepeda bahkan dengan jalan kaki. Ketua Partai Rakyat Pakistan Provinsi Sindh Qaim Ali Shah mengatakan masih akan lebih banyak lagi yang datang.
Ancaman teror
Pengamanan perjalanan Bhutto amat ketat mengingat ada ancaman dari kelompok Al Qaeda dan Taliban yang mengaku akan membunuh Bhutto begitu sampai di Pakistan. "Saya tidak mau memikirkan itu karena yang penting bagi saya hanya kepentingan rakyat," kata Bhutto ketika masih ada di Dubai.
Ancaman ini dianggap serius mengingat saudara laki-laki Bhutto tewas ditembak di Karachi tahun 1996. Sementara ayahnya tewas digantung diktator militer, Zia ul-Haq, tahun 1979.
Lebih dari 20.000 tentara dan polisi berpatroli dengan bantuan tim anti-teror, anjing pelacak, dan unit kesatuan anti-bom. "Benazir Bhutto adalah mantan PM yang terpilih dua kali. Wajar saja jika dia mendapat pengamanan ketat itu," kata Wakil Menteri Penerangan Pakistan Tariq Azim.
Menurut kepolisian, Al Qaeda dan kelompok pro-Taliban di perbatasan Pakistan dan Afganistan berencana menyerang Bhutto. Ada tiga kelompok pimpinan Baitullah Mesud yang diduga akan menyerang. Sejak Agustus lalu, Mehsud menahan 200 tentara Pakistan di Waziristan.
Selain diamankan aparat pemerintah, 5.000 tentara swasta penjaga Bhutto yang tergabung dalam "Pasukan Berani Mati Benazir Bhutto" sudah dikerahkan. "Kami berani mati demi Benazir," kata Abdul Majid Mirani (25). (REUTERS/AFP/AP/LUK)
No comments:
Post a Comment