Wednesday, October 17, 2007

Putin Tolak Aksi Militer di Kaspia


Rusia Upayakan Kompromi dalam Isu Nuklir Iran

teheran, selasa - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan penentangan terhadap penggunaan kekuatan militer di kawasan Laut Kaspia sebagai tanggapan kemungkinan serangan militer terhadap Iran.

Dalam pembukaan pertemuan lima negara di sekitar Laut Kaspia, yaitu Rusia, Iran, Azerbaijan, Kazakhstan, dan Turkmenistan, Selasa (16/10), Putin mengatakan, negara-negara itu sepakat untuk tidak membiarkan tanah mereka digunakan sebagai basis serangan militer terhadap negara tetangganya.

"Kita bahkan tidak boleh berpikir untuk menggunakan kekuatan militer di kawasan ini," kata Putin. Dia menambahkan, negara-negara Laut Kaspia harus sepakat bahwa agresi terhadap salah satu negara di kawasan ini adalah mustahil.

Pernyataan Putin tampaknya diarahkan kepada Azerbaijan, sekutu dekat Amerika Serikat. Azerbaijan berulang kali menegaskan bahwa negara itu tidak akan mengizinkan wilayahnya digunakan untuk menyerang negara tetangganya seperti Iran.

Amerika Serikat telah menyatakan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk menyelesaikan persoalan program nuklir Iran jika cara diplomasi gagal. Rusia menentang keras langkah penggunaan kekuatan militer terhadap Iran dan lebih memilih cara perundingan.

Selain menelurkan kesepakatan mengenai penolakan penggunaan kekuatan militer, pertemuan negara-negara Laut Kaspia juga membahas perselisihan lama mengenai bagaimana membagi wilayah Laut Kaspia dan mengelola kekayaan mineral di dalamnya.

Kompromi

Putin tiba di Iran, Selasa, di tengah-tengah rumor tentang rencana pembunuhan terhadap dirinya. Putin terbang dari Jerman seusai bertemu Kanselir Angela Merkel. Dia mendarat di Bandar Udara Mehrabad, Teheran, disambut Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki.

Selain menghadiri pertemuan para kepala negara di sekeliling Laut Kaspia, Putin juga akan bertemu Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Isu utama yang diperkirakan menjadi agenda pertemuan Putin dan Ahmadinejad adalah proyek pembangunan stasiun pembangkit tenaga nuklir Iran di Bushehr oleh Rusia yang tertunda beberapa waktu. Putin juga diperkirakan akan mencari kompromi dalam penyelesaian persoalan program nuklir Iran.

Sepanjang pekan lalu, beberapa negara anggota Uni Eropa telah meningkatkan lobi kepada AS untuk mengajukan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB berisi sanksi terhadap Iran jika tidak menghentikan program nuklir. Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Senin, kembali menekankan posisi AS yang menolak menyingkirkan pilihan tindakan militer terhadap Iran.

Iran berharap Rusia enggan mendukung resolusi ketiga yang diajukan DK PBB kendati Rusia telah mendukung dua resolusi DK PBB sebelumnya. Teheran juga menyatakan, kunjungan Putin dan para kepala negara Laut Kaspia lainnya membuktikan bahwa upaya isolasi Iran telah gagal. (afp/reuters/fro)

No comments: