Sunday, December 9, 2007

Etnis India Diancam


Hindraf Gugat Pemerintah Malaysia soal Pencemaran


Kuala Lumpur, Sabtu - Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi memberi ancaman keras kepada tokoh etnis India. Sebelumnya, para petinggi Malaysia telah menuduh etnis India Malaysia terkait dengan kelompok teroris Macan Tamil Sri Lanka. Badawi memperkuat ancaman dari aparat hukum.

Badawi memberi peringatan keras bahwa tokoh etnis India bisa ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal (ISA). Semua kisruh ini bermula dari protes terbesar dalam dua dekade terakhir oleh etnis India yang meledak pada November lalu.

Jumlah etnis India di Malaysia, yang didatangkan pada zaman penjajahan Inggris, merupakan delapan persen dari sekitar 24 juta penduduk Malaysia. Keturunan India di Malaysia adalah kelompok yang paling tersudut dari sisi ekonomi dan pendidikan.

Mereka memprotes diskriminasi Pemerintah Malaysia. Protes tersebut diprakarsai Kekuatan Aksi Hak-hak Hindu (Hindraf). Banyak di antara komunitas India yang terjebak perbuatan kriminal dan ketergantungan pada minuman beralkohol.

Setelah protes itu, para aktivis Hindraf dituduh berupaya membunuh polisi Malaysia, yang justru telah memukuli pemrotes. Kemudian etnis India itu dituduh sedang mencari dukungan dari dari Macan Tamil, Sri Lanka.

Badawi mengatakan telah meminta polisi memantau gerak-gerik para pemimpin Hindraf dan para pendukungnya.

Badawi mengatakan etnis India itu bisa ditahan tanpa melalui proses pengadilan berdasarkan ISA. "Undang-undang ini adalah sebuah pilihan," kata PM Badawi pada harian New Straits Times, Sabtu (8/12).

"Saya akan memutuskan jika waktunya sudah tiba. Jika mereka terus melakukan kegiatan yang menjadi ancaman bagi keamanan nasional, kami akan bertindak dan kami tahu apa yang harus dilakukan," kata Badawi.

Menteri Kehakiman Malaysia Nazri Abdul Aziz juga mengatakan Hindraf bisa dinyatakan sebagai organisasi terlarang jika terbukti berusaha mencari dukungan dari Macan Tamil dan grup paramiliter Hindu bernama Rashtriya Swayamesevak Sangh.

Tak akan mundur

Ketua Hindraf untuk Relasi Internasional P Waythamoorthy mengatakan, Pemerintah Malaysia sedang bersekongkol memojokkan etnis India. "Ini adalah konspirasi negara untuk mengalihkan isu penindasan, marginalisasi, dan penekanan pada etnis India yang minoritas. Meski demikian, Hindraf akan terus berjuang secara damai, baik secara lokal maupun internasional," kata Waythamoorthy.

Aktivis etnis India lainnya, P Uthayakumar, mengatakan tertawa geli dengan semua tuduhan itu. Ia pun mengajukan gugatan kepada PM Badawi, Menteri Kehakiman Nazri Aziz serta media massa yang dikontrol pemerintah. Alasannya, mereka itu telah berbuat kriminal kepada Hindraf, termasuk dengan pencemaran nama baik Hindraf.

"Kami tak memiliki kaitan apa pun dengan terorisme mana pun, termasuk Macan Tamil. Kami tak mendukung kekerasan. Kami kelompok antikekerasan," kata Uthayakumar, seorang pengacara dengan spesialisasi hak asasi manusia di Malaysia.

"Mereka telah bertindak berlebihan dengan mengatakan kami terkait terorisme. Mereka sedang berusaha mengalihkan isu nyata yang dihadapi komunitas India," kata Uthayakumar, yang khawatir nasibnya akan berakhir di penjara dengan penggunaan ISA oleh pemerintah.

Ia juga menuduh pemerintah telah membuat pernyataan palsu, mengkriminalkan mereka tanpa alasan. Ia balik menuduh Pemerintah Malaysia makin memicu kebencian rasial.

Ia menuntut ganti rugi 2,9 juta dollar AS dari pemerintah karena pernyataan palsu itu. (REUTERS/Ap/AFP/MON)

No comments: