Saturday, December 22, 2007

Putin Minta Badan Keamanan Taat Hukum dan Prorakyat



Moskwa, Jumat - Presiden Vladimir Putin memuji badan keamanannya yang dinilai semakin kuat. Namun, dia juga meminta agar para agen keamanan patuh pada hukum dan melindungi hak-hak rakyat.

Saat memberikan pidato di depan para perwira terdepan badan keamanan Rusia, FSB (eks KGB), Kamis (20/12), Putin yang juga mantan perwira KGB menekankan, tugas utama agen keamanan adalah melakukan perlindungan yang sistematis dan dapat diandalkan demi menjaga hak-hak dan kepentingan-kepentingan para warga.

"Rakyat harus hidup dan bekerja dengan damai dan punya kepercayaan untuk bisa mewujudkan rencana-rencana mereka, percaya atas perlindungan atas milik-milik mereka dan bisnis-bisnis mereka. Ini adalah syarat kunci untuk kesinambungan pembangunan ekonomi dan konstruksi negara demokratis yang berlandaskan hukum," ungkap Putin.

Dia menegaskan, seluruh aktivitas badan keamanan harus berpegang ketat pada norma-norma dan aturan hukum. "Mereka harus membantu sehingga segala sesuatu yang telah direncanakan dan didukung oleh rakyat kita, semua rencana yang telah dibuat untuk masa depan, sepenuhnya direalisasikan," kata Putin.

Peringatan

Pidato Putin itu diartikan beberapa kalangan sebagai peringatan kepada kekuatan yang sangat berkuasa di Rusia itu agar mengikuti arahan yang dibuat Putin. Presiden Rusia ini akan tetap mempertahankan kekuasaan dalam posisi sebagai perdana menteri setelah mundur sebagai presiden tahun depan.

Para pengkritik dari kelompok liberal mengatakan, Putin mengubah Rusia menjadi negara dengan pengawasan ekstra ketat seperti pada era Soviet. Sedangkan para pengkritik pemerintah mengatakan, korupsi di dalam FSB dan badan-badan pemerintah lainnya masih menjadi ganjalan bagi aktivitas bisnis dan membahayakan ekonomi.

Dengan semakin dekatnya pemilihan presiden, 2 Maret 2008, para agen intelijen dipandang sebagai pemain dalam perebutan kekuasaan. Putin yang tidak boleh menduduki jabatan presiden untuk ketiga kalinya secara berturut-turut telah menunjuk Dmitry Medvedev sebagai pengganti dan Putin menerima tawaran Medvedev sebagai perdana menteri.

Keputusan Putin memilih Medvedev (42) merupakan pukulan telak terhadap pengaruh Igor Sechin, wakil kepala staf Putin yang juga memimpin perusahaan minyak negara Rosneft.

Banyak komentator sebelumnya memperkirakan Putin akan menyebut Wakil Perdana Menteri pertamanya, Sergei Ivanov, yang juga mantan agen intelijen, sebagai pengganti.

Akan tetapi, menurut pemimpin oposisi yang juga mantan perdana menteri di bawah Putin, Mikhail Kasyanov, jaringan agen keamanan telah berkembang sangat membahayakan dan itu disadari Putin. (AP/Reuters/OKI)

No comments: