Saturday, December 22, 2007

Putin Tokoh 2007 Versi " Time"


Rusia Berhasil Kembali ke Jajaran Kekuatan Dunia

New York, Kamis - Majalah Time menobatkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai Tokoh Tahun Ini atau Person of the Year untuk tahun 2007. Putin dinilai sukses memulihkan status Rusia sebagai salah satu kekuatan besar dunia.

Putin mengalahkan unggulan lainnya, yaitu mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore; pengarang buku Harry Potter, JK Rowling; Presiden China Hu Jintao; dan komandan AS di Irak, Jenderal David Petraeus. Putin menjadi orang Rusia kelima yang dinobatkan Time sebagai Tokoh Tahun Ini setelah Mikhail Gorbachev, Yuri Andropov, Nikita Khrushchev, dan Joseph Stalin yang terpilih dua kali.

Mengapa Putin? Redaktur Pelaksana Time Richard Stengel mengatakan, Putin dipilih karena perannya membuat Moskwa menjadi pusat penting dunia pada abad XXI. Stengel menegaskan, Tokoh Tahun Ini, yang diadakan sejak tahun 1927, bukan sebuah penghargaan atau dukungan terhadap seseorang, melainkan pengakuan atas sebuah kepemimpinan yang turut membentuk dunia.

"Putin adalah tsar baru Rusia. Dia sama sekali bukan sosok demokrat seperti yang didefinisikan Barat, tetapi dia telah melakukan hal yang luar biasa," kata Stengel, seperti dikutip AFP, Kamis (20/12).

"Dia berbahaya karena dia tidak peduli dengan kebebasan sipil, dia tidak peduli tentang kebebasan berbicara. Dia hanya peduli stabilitas. Memang stabilitaslah yang diperlukan Rusia dan itu sebabnya Rusia sangat memuja dia," kata Richard Stengel.

Dalam situsnya, Time menyebutkan, Putin, anak pekerja pabrik yang kakeknya memasak untuk diktator Soviet, Joseph Stalin, telah memimpin Rusia dengan ketekunan, visi yang tajam, dan rasa yang mewujud dalam semangat "Ibu Rusia".

Transformasi Rusia

Kremlin menyambut baik terpilihnya Putin sebagai Tokoh Tahun Ini. Pemilihan itu dianggap sebagai pengakuan atas peran Putin membawa Rusia keluar dari kekacauan ekonomi dan sosial tahun 1990-an. Dipilihnya Putin oleh Time juga merefleksikan transformasi Rusia dan dampak peran global Putin.

"Ini berita bagus bagi kami. Jejak yang ditinggalkan Presiden Putin di panggung dunia dan terutama di Rusia layak dipuji dan layak dihargai," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Gorbachev, presiden terakhir era Uni Soviet, mengatakan, Putin adalah pilihan bagus soal stabilitas negara. "Kami memiliki pandangan berbeda dalam beberapa isu, tetapi yang terpenting adalah adanya perubahan arah negara dan perbaikan kualitas hidup," ujarnya.

Lain halnya pendapat mantan juara catur dunia, Garry Kasparov, yang juga oposisi Kremlin. Dia mencela pilihan Time dan mengatakan banyak persoalan di Rusia yang belum teratasi.

"Banyak persoalan hak asasi manusia di sana-sini, ada masalah kebebasan berekspresi, dan sejumlah kecil korupsi walaupun negara bergerak ke arah yang benar. Arsitek utama dari semua itu adalah Presiden Putin sendiri," kata Kasparov.

Pemilihan Putin untuk Tokoh Tahun Ini hanya berselang beberapa hari setelah dia mengumumkan dukungan bagi anak didiknya, Deputi Pertama Perdana Menteri Dmitry Medvedev, yang mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu mendatang. Putin mengatakan, dia akan menerima tawaran Medvedev untuk menjadi perdana menteri jika Medvedev memenangi pemilu.

Banyak yang percaya bahwa Putin tetap menjadi penguasa Rusia yang sebenarnya, apa pun jabatan dia. Namun, Putin mengatakan bahwa dia tidak akan meremehkan penggantinya.

"Putin telah meletakkan kembali negaranya ke dalam peta. Dia bermaksud menggambar kembali (peta) itu sendiri. Dia akan terus memimpin negaranya sebagai perdana menteri dan berupaya mentransformasi Rusia menjadi negara baru, tidak terikat Timur maupun Barat," sebut Time.

Akan tetapi, kembalinya status Rusia sebagai salah satu kekuatan besar dunia juga menuntun pada persoalan rumitnya hubungan Rusia dengan AS. Beberapa waktu belakangan ini, Kremlin dan Gedung Putih berselisih tajam tentang sejumlah isu, di antaranya reformasi demokrasi di Rusia, program nuklir Iran, dan rencana penempatan sistem tameng rudal AS di bekas negara Pakta Warsawa. (ap/afp/reuters/fro)

No comments: