Monday, December 17, 2007

Oprah Tarik Massa bagi Obama


Tokoh Panutan Perempuan Coba Tarik Pemilih Kulit Hitam


Columbia, Senin - Bintang talk show televisi, Oprah Winfrey, kembali menjadi daya tarik dalam rapat kampanye Barack Obama di Columbia, South Carolina, Minggu (9/12). Lebih dari 29.000 orang datang, massa paling besar dalam rapat kampanye Obama selama ini. Jajak pendapat juga kian mendukung Obama.

"South Carolina ... tanggal 26 Januari adalah saat Anda," kata Oprah dalam rapat kampanye Obama, yang juga senator dari Illinois. Tanggal 26 Januari merupakan hari pemilihan awal kandidat Partai Demokrat Negara Bagian South Carolina.

Kubu Obama menyatakan, lebih dari 29.000 orang menghadiri acara yang berlangsung di stadion Universitas South Carolina itu. Acara tersebut bagaikan sebuah konser musik rock, dengan band-band tampil menghibur para hadirin yang datang awal.

Oprah yang juga tampil bersama Obama hari Sabtu di Des Moines, Iowa, memberikan nasihat ala talk show dalam pidato 17 menit. "Ada orang-orang yang mengatakan ini bukan waktunya (Obama), bahwa dia harus menanti gilirannya. Pikirkan di mana Anda akan berada dalam hidup Anda kalau Anda menanti saat orang menyuruh Anda menanti," katanya.

"Saya bosan dengan dunia politik seperti biasanya," kata Oprah. "Kita memerlukan Barack Obama," tambahnya.

Oprah dengan daya bintangnya juga membangkitkan kenangan akan tokoh pejuang persamaan hak AS, Martin Luther King. Langkah ini untuk menarik lebih banyak simpati bagi Obama dari hadirin yang sebagian besar adalah warga Afrika-Amerika.

"Kita tidak hanya harus memimpikan impian itu lagi. Kita harus memberikan suara bagi impian itu untuk menjadi realitas," kata Oprah merujuk pada pidato terkenal Martin Luther King berjudul "Aku Punya Impian".

"Obama berbicara menyangkut potensi di dalam masing-masing kita," kata Oprah di depan hadirin.

Sehari sebelumnya, lebih dari 18.000 penggemar Oprah dan Obama memadati sebuah balai sidang di Des Moines, Negara Bagian Iowa. Negara bagian ini akan memulai pemungutan suara pendahuluan untuk nominasi pada 3 Januari. Pasangan itu akan muncul lagi di New Hampshire.

Sebuah survei Newsweek yang dikeluarkan hari Jumat menegaskan jajak pendapat yang memperlihatkan popularitas Obama menguat di Iowa.

Bersaing ketat

Obama dan Hillary Clinton bersaing ketat di kalangan pemilih Partai Demokrat di Iowa. Hillary memimpin dengan 30 persen berbanding 29 persen untuk Obama. Mantan kandidat wakil presiden John Edwards mendapat 21 persen.

Di kalangan pemilih yang kemungkinan besar menghadiri pemilihan pendahuluan itu, Obama memimpin dari Hillary dengan 35 persen berbanding 29 persen.

Jajak pendapat McClatchy/MSNBC yang dikeluarkan hari Minggu memperlihatkan bahwa di South Carolina, Hillary unggul dari Obama dengan 28 persen berbanding 25 persen.

Sementara sebuah jajak pendapat AP-Pew Research baru-baru ini memperlihatkan Hillary unggul di South Carolina dengan 45 persen, diikuti Obama dengan 31 persen. Kedua bakal calon itu sama kuat di kalangan pemilih kulit hitam di negara bagian itu. Di sinilah daya tarik Oprah bisa menjadi faktor penentu kemenangan, ditambah dengan daya tariknya bagi kalangan pemilih perempuan.

Oprah sejak lama menjadi tokoh panutan bagi kaum perempuan kulit hitam karena kisah hidupnya beranjak dari keluarga miskin, statusnya sebagai bintang talk show televisi, dan pesannya untuk terus memperbaiki diri.

Kini Oprah berharap popularitasnya bisa menarik suara pemilih kulit hitam bagi Obama. Hillary juga berupaya merebut dukungan pemilih kulit hitam.

"Saya percaya bahwa sekarang adalah saatnya bagi seseorang seperti Barack Obama," kata Oprah, yang mengenakan jaket kuning dan muncul di panggung dengan Obama dan istrinya, Michelle.

Warga kulit hitam diperkirakan akan merupakan setengah dari pemilih dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di South Carolina tanggal 26 Januari mendatang.

Kandidat Partai Republik

Sementara itu, dua bakal calon terkuat Partai Republik hari Minggu dipaksa bersikap defensif mengenai masa lalu mereka.

Rudolph Giuliani, mantan Wali Kota New York, dalam wawancara dengan NBC menolak untuk meninggalkan kerja konsultasi keamanannya, Giuliani Partners. Sikap ini berkaitan dengan pertanyaan kemungkinan konflik kepentingan dengan negara-negara asing yang diwakilinya.

Sementara itu, mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee diserang pertanyaan di Fox News mengenai pernyataannya pada tahun 1992 bahwa pasien AIDS seharusnya dikarantina.(AP/AFP/Reuters/DI)

No comments: