Saturday, December 22, 2007

Vladimir Putin, Tokoh 2007


Bagaimana mungkin orang yang dianggap tidak peduli kebebasan sipil, tidak peduli kebebasan berbicara, dinobatkan sebagai "Person of the Year" oleh Time?

Itulah pertanyaan yang muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dinobatkan sebagai "Time’s 2007 Person of the Year". Delapan belas tahun silam, Mikhail Gorbachev dipilih sebagai "Person of the Year". Jasanya jelas: revolusi politiknya menjadi penyebab hancurnya Tirai Besi, dan pada gilirannya menghentikan Perang Dingin.

Selain Gorbachev, masih ada dua tokoh Uni Soviet yang mendapat penghargaan serupa. Joseph Stalin dua kali mendapat penghargaan itu. Tahun 1939 karena menandatangani aliansi yang membuka pintu untuk berperang melawan Hitler di Eropa dan tahun 1942 karena bergabung dengan Sekutu dalam PD II. Tahun 1957, Nikita Khrushchev, pemimpin Uni Soviet di puncak Perang Dingin, meraih penghargaan itu karena jasanya mendorong peluncuran satelit pertama kali ke luar angkasa.

Tradisi penganugerahan penghargaan sudah dimulai sejak tahun 1927. Majalah itu memilih laki-laki, perempuan, atau gagasan yang "memberikan pengaruh sangat hebat, entah baik atau buruk, pada tahun-tahun sebelumnya". Semula penghargaan itu disebut "Man of the Year", tetapi karena sebutan itu bias jender, maka diganti menjadi "Person of the Year".

Yang pertama menerima penghargaan itu adalah Charles Augustus Lindbergh, seorang pilot asal AS yang terbang solo secara nonstop melintasi Samudra Atlantik dari Roosevelt Field, Long Island, ke Paris. Sejak itu setiap tahun ada yang dipilih, antara lain Hitler (1938), Eisenhower (1944), Harry Truman (1945 dan 1948), Elizabeth II (1952), Paus Yohanes XXIII (1962), Ayatullah Khomeini (1979), Corazon Aquino (1986), Bill Clinton (1992), dan Paus Yohanes Paulus II (1994).

Setiap pilihan ada alasannya. Mengapa Putin? Redaktur Pelaksana Time Richard Stengel mengatakan, pembaca lewat online poll memilih JK Rowling, pengarang Harry Potter. Akan tetapi, "Person of the Year" bukanlah kontes popularitas. Karena itu, popularitas bukan segala-galanya, tetapi seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh karyanya dan manfaatnya bagi rakyat?

Di tangan Putin, Rusia bangkit dari kehancuran; kembali menjadi kekuatan besar yang harus diperhitungkan oleh negara lain, termasuk AS; dari sebuah negara yang dilanda chaos menjadi negara yang menduduki posisi penting saat ini. Rusia lahir kembali.

Apa pun alasannya, gelar itu adalah sebuah pengakuan. Pengakuan terhadap karya Putin. Ia dihargai karena karyanya, terlepas orang suka terhadap dia atau tidak.

No comments: