Hasil pemilu menunjukkan, sebanyak 26 perempuan memenangi kursi di Majelis Tinggi atau naik tujuh kursi dibandingkan sebelumnya. Jumlah ini mencapai 21,5 persen dari 121 kursi yang diperebutkan.
Sebagai catatan, jumlah anggota Majelis Tinggi Jepang adalah 242 orang. Pada pemilu pekan lalu, kursi yang diperebutkan setengah dari kursi Majelis Tinggi.
Seorang pejabat Jepang, Senin (30/7), mengatakan, perolehan ini merupakan rekor terbaru kemenangan perempuan Jepang di parlemen.
Peristiwa ini bermakna sangat penting bagi perempuan Jepang. Pasalnya, selama ini keterwakilan perempuan Jepang di bidang politik tergolong paling rendah di dunia. Menurut Inter-Parliamentary Union, dalam hal rasio perempuan di parlemen nasional, Negeri Sakura hanya menempati peringkat 98 di dunia.
Pemerintah mengakui bahwa perempuan Jepang hanya sedikit yang terjun di bidang politik dan bisnis. Penyebabnya, masyarakat Jepang percaya perempuan harus tinggal di rumah untuk mengurus suami. Pendek kata, perempuan diberi peran sebatas urusan dapur dan kasur. Sebuah konsepsi yang terlalu jadul untuk saat ini.
Perempuan Jepang mulai mendapat kursi di Majelis Tinggi pada pemilu 1947. Ini merupakan pemilu Majelis Tinggi pertama di Jepang saat perempuan diberi hak pilih. Pada tahun 1989, sebanyak 22 perempuan memenangi kursi Majelis Tinggi.
Di Majelis Rendah, perempuan Jepang mencatat rekor kemenangan pada pemilu 2005. Namun, jumlahnya tidak lebih dari 10 persen dari 480 kursi.
No comments:
Post a Comment