Saturday, July 28, 2007

Ribuan Tentara Dikerahkan di Bangkok

Ribuan Tentara Dikerahkan di Bangkok

Bangkok, Jumat - Sedikitnya 1.400 tentara dikerahkan di sekitar Bangkok, Thailand, akhir pekan ini untuk memperkuat keamanan. Pihak junta militer, Jumat (27/7), mengaku, langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran timbul lagi kekerasan dalam demonstrasi antikudeta.

Bangkok akan dibagi menjadi 14 zona, dengan sedikitnya 100 tentara dikerahkan di tiap zona. "Langkah ini untuk meningkatkan keamanan yang telah dilakukan polisi," kata juru bicara junta, Sansern Kaewkamnerd.

Ketua junta Thailand, Jenderal Sonthi Boonyaratglin, memerintahkan pengerahan pasukan itu untuk mendukung polisi setelah sebuah demonstrasi antikudeta Minggu lalu berubah rusuh. Sekitar 100 orang cedera dalam bentrokan dengan polisi.

Bentrokan itu merupakan kekerasan pertama sejak Sonthi menggulingkan pemerintahan PM Thaksin Shinawatra dalam sebuah kudeta tak berdarah, September lalu. Bentrokan ini juga terjadi saat kampanye referendum 19 Agustus untuk menyetujui sebuah konstitusi yang didukung junta militer.

"Kami mengambil langkah hukum yang lebih keras dan akan mengambil tindakan hukum yang serius terhadap mereka yang melanggar hukum," kata Sonthi.

Tentara dikerahkan dari Sabtu sampai Selasa saat warga Thailand menikmati akhir pekan panjang karena hari raya Buddhis. "Namun, pengerahan tentara ini bisa diperpanjang," kata Sansern.

Pengumuman pengerahan pasukan itu dikeluarkan sehari setelah sembilan pemimpin demonstrasi ditangkap karena terlibat dalam bentrokan itu.

Salah seorang dibebaskan dengan jaminan 200.000 baht atau sekitar Rp 54 juta, Jumat. Namun, yang lainnya masih ditahan di sebuah penjara Bangkok untuk diinterogasi.

Jubir polisi Bangkok, Supisarn Bhakdinaruenart, mengatakan, polisi akan minta izin seorang hakim untuk menahan para pemimpin demonstrasi itu selama 48 jam tanpa dikenai dakwaan.

PM Thailand Surayud Chulanont, Jumat, mengatakan bahwa ketegangan politik di Bangkok kemungkinan besar akan mereda setelah ditangkapnya para pemimpin demonstrasi itu.

"Ini dekat waktunya dengan referendum.... Bukan hal yang baik untuk melakukan demonstrasi dengan kekerasan," katanya. (AFP/AP/DI)

No comments: