Monday, July 23, 2007

Kampanye Pemilu 2008 Paling Lama dan Boros
Kandidat Presiden AS Dianggap Jauh Lebih Beragam

Washington, Minggu - Berbeda dengan proses kampanye pemilihan umum AS sebelumnya, kampanye pemilu tahun 2008 termasuk yang terlama dan termahal sepanjang sejarah AS. Hal itu karena kini ada 17 kandidat yang ikut dalam pergulatan "menuju Gedung Putih". Tak hanya itu. Pada pemilu kali ini juga ada banyak paradoks.

Dari 17 kandidat presiden yang ada, delapan kandidat dari Partai Demokrat dan sembilan dari Partai Republik. Pada tahap pertama akan ada pemilihan pendahuluan untuk memilih calon masing-masing partai enam bulan mendatang. Padahal, ke-17 kandidat presiden itu juga telah memperpanjang masa kampanye selama beberapa bulan. Hiruk-pikuk penggalangan dana kampanye juga harus diperpanjang dan perdebatan di stasiun televisi juga harus dilakukan berulang kali.

"Masa kampanye sekarang terlalu lama. Rakyat AS lama-lama jadi bosan dengan segala macam urusan kampanye. Namun, di sisi lain, rakyat justru lebih memerhatikan proses pemilu kali ini dan tidak seperti pada pemilu-pemilu AS sebelumnya," kata Carroll Doherty dari Pusat Penelitian the Pew, Minggu (22/7).

Gedung Putih untuk pertama kalinya sejak 1928 tidak memiliki satu kandidat pun yang didukung, baik presiden maupun wakil presiden. Untuk pertama kalinya juga Gedung Putih berusaha menjaga agar situasi, menurut istilah Doherty, "tetap tenang".

Berbeda dengan kampanye pemilu lalu, kampanye kali ini juga terasa lebih negatif. Bahkan, kerap terjadi kandidat yang menyerang pribadi kandidat lain. Akan tetapi, asisten Al Gore di pemilu 2000, Doug Hattaway dari Demokrat, menyebutkan, kampanye pada tahun ini justru sangat sopan dan cenderung menghindari konfrontasi secara langsung. "Para kandidat tampak berusaha mendekatkan diri pada pemilihnya. Mereka tidak akan bersikap negatif karena justru akan dijauhi pemilih," kata Hattaway.

Dalam jajak pendapat terbaru, Jumat, senator sekaligus mantan ibu negara, Hillary Clinton (Partai Demokrat), menjadi kandidat paling favorit (43 persen). Senator Barack Obama ada di posisi kedua (24 persen) dan mantan Senator John Edwards mendapat 16 persen. Hillary dipastikan bisa menang mudah (77 persen). Bahkan, menurut pandangan anggota Partai Republik (54 persen) pun, Hillary "sangat mungkin" memenangi pemilihan presiden AS.

Meski demikian, mantan pengatur strategi Demokrat, Bob Shrum, mengingatkan Hillary untuk tidak terlalu optimistis. "Para calon pemilih tampak menolak sesuatu. Ada keinginan yang amat sangat besar akan adanya perubahan di AS. Itu yang justru tidak dilihat Hillary," ujarnya.

Selama ini, kata Shrum, Hillary hanya dipandang sebagai kandidat yang akan bisa memutus hubungan dengan masa lalu. Tidak lebih dari itu. Berbagai pengamat dan pakar selama ini juga mengatakan, Hillary "hanya" melanjutkan kekuasaan suaminya, Clinton, yang pernah dua kali memimpin AS. Pesaing terdekat Hillary, yakni Obama, kemungkinan besar akan ada di urutan kedua. Namun, dari jumlah penggalangan dana kampanye yang diperoleh, Obama ada di urutan terdepan. Sampai saat ini Obama mengumpulkan dana sebesar 32,5 juta dollar AS.

Lebih dari 250.000 orang telah ikut menyumbang sedikitnya 55,7 juta dollar AS kepada senator dari Chicago yang telah menarik simpati rakyat AS itu. Meski Obama mendapat banyak dukungan anggaran, tidak berarti popularitasnya juga ikut meningkat. Tingkat popularitas Obama sampai saat ini stabil 19 hingga 25 persen di antara kalangan Demokrat.

"Masih terlalu awal memang. Kini semuanya bergantung pada kubu Demokrat, apakah Obama bisa mulai memperluas jangkauan kekuasaannya. Bisakah Hillary mempertahankan urutan pertamanya?" kata Doherty.

Jauhi Bush

Gara-gara kebijakan-kebijakan Bush yang kurang disenangi rakyat AS, terutama terkait Irak, Partai Republik tampak pelan- pelan menjaga jarak dengan Bush. Dari hasil jajak pendapat terakhir terlihat mantan Wali Kota New York Rudolph Giuliani menjadi favorit pemilih (33 persen). Mantan senator dan aktor Fred Thompson memperoleh 25 persen, Senator John McCain (15 persen), dan terakhir mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney (8 persen). Yang ikut dalam arena perebutan kekuasaan pada tahun ini beragam. Ada yang memiliki peluang besar dan ada juga yang tidak memiliki peluang.

Dua nama kandidat lain, yakni mantan Wakil Presiden Al Gore (Demokrat) dan Senator Chuck Hagel (Republik), sering muncul dan disebut-sebut berpeluang besar untuk menang pemilihan presiden AS yang akan digelar pada 4 November 2008. Dalam pemilihan pendahuluan, Januari, yang dimulai di daerah Iowa dan New Hampshire, pemilih di 50 negara bagian AS akan memilih delegasi di konvensi nasional yang akan memilih seorang kandidat presiden. (REUTERS/AFP/LUK)

No comments: