Tragedi Kemanusiaan di Afganistan
Serangan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat di Afganistan selatan, pekan lalu, menewaskan 107 orang, dan 45 di antaranya warga sipil.
Peristiwa itu memberikan bukti nyata bahwa Afganistan masih jauh dari damai, dan bahwa orang-orang tak berdosa masih pula menjadi korban perang.
Serangan militer atas Distrik Girishk, Provinsi Helmand, Afganistan, itu menegaskan pula bahwa lingkaran kekejaman yang merupakan hasil dari permusuhan antara pemerintah dan Taliban sulit diputus.
Saling balas di antara kedua kekuatan terus terjadi. Setiap kali ada aksi militer, entah itu dilakukan oleh Taliban atau pasukan koalisi, rakyat yang tidak berdosalah yang senantiasa ikut pula menjadi korban. Tahun ini saja setidaknya sudah 380 warga sipil tewas; sebagian korban serangan Taliban dan sebagian lainnya korban serangan pasukan asing.
Pada tahun 2006, lebih dari 3.000 orang mati sia-sia karena perang, dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2005, dan jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sejak 2001. Jutaan orang telah terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka selama beberapa tahun terakhir.
Sejak tahun 2002, lembaga internasional dukungan PBB telah membantu memulangkan kembali lebih dari 3.725.000 orang ke kampung halamannya. Sebagian besar mereka dari Pakistan dan Iran. Ribuan lainnya tersebar di berbagai negara.
Sebenarnyalah, perang antara pemerintah dan Taliban hanyalah salah satu persoalan yang dihadapi pemerintahan Presiden Hamid Karzai. Masih ada persoalan lain, misalnya persaingan kelompok etnis, regional, dan agama. Persaingan antara para komandan regional dan perdagangan obat bius secara ilegal merupakan masalah lain yang harus dihadapi dan diselesaikan Karzai.
Pendek kata, pemerintahan Presiden Hamid Karzai, yang mendapatkan dukungan internasional, belum mampu memulihkan keamanan dan menciptakan perdamaian serta kedamaian. Harus diakui bahwa persoalan Afganistan demikian rumit.
Terlepas dari berbagai persoalan yang dihadapi Pemerintah Afganistan saat ini, serangan udara pasukan koalisi yang menewaskan penduduk sipil adalah sebuah tindakan yang serampangan. Tragedi itu memberikan pesan, nyawa manusia menjadi tidak berharga lagi. Karena perang, manusia telah kehilangan kemanusiaannya dan menghilangkan manusia lain.
Perang tidak selalu tidak bisa dielakkan. Namun, satu hal yang pasti, perang selalu menjadi satu kekalahan dari segi kemanusiaan.
No comments:
Post a Comment