Thursday, July 12, 2007

IMF
Memilih Pimpinan dengan "Main Kayu"

Anda setuju atau tidak, pokoknya IMF haruslah dipimpin Dominique Strauss-Kahn. Itulah pesan yang secara implisit disampaikan oleh Uni Eropa. Lebih jauh lagi, UE pun seperti tunduk begitu saja pada Perancis, atau Presiden Perancis Nicholas Sarkozy yang mencalonkan DSK.

Inilah pola pemilihan kepemimpinan dengan cara main kayu. Inilah keteladanan yang sangat buruk dari UE, blok negara yang tergolong paling demokratis di dunia. Ya, mereka memilih Dominique Strauss-Kahn (DSK) dengan cara main kayu untuk memimpin IMF, sebuah badan internasional, di mana kepentingan seluruh negara di dunia menjadi taruhannya.

Masalahnya bukan soal layak tidaknya DSK sebagai pemimpin IMF, tetapi soal caranya yang tidak benar. Mengapa?

Pertama, IMF sudah dihadapkan pada kredibilitas yang rusak. Dibutuhkan kepemimpinan yang kredibel dan bisa menegakkan aturan main yang transparan dan terbuka. Cara UE itu bukanlah cara terbuka.

Kedua, semua warga dari berbagai negara berhak menjadi calon pemimpin IMF. Keputusan UE itu jelas melemahkan potensi warga negara lain untuk menjadi pemimpin IMF.

UE sudah terkesan terburu-buru menunjuk calonnya. Tampaknya calon itu pasti gol karena tradisi penjatahan pemimpin Bank Dunia untuk AS dan IMF untuk Eropa.

IMF sudah makin lemah dengan terbentuknya beberapa badan swasta regional yang bertujuan sebagai badan pembiayaan. IMF juga dikecam keras oleh Amerika Latin dan Asia karena resep ekonominya bukan menyembuhkan malah menjebloskan ke lubang kebangkrutan.

"IMF tidak lagi sebuah badan bergengsi seperti 30 tahun lalu. Saat itu IMF adalah pemain utama dalam keuangan global dan peran itu sangat jelas. Kini peran IMF sudah makin buram," kata Danny Bradlow, Kepala Program Hukum Internasional di American University, Washington. "Jika tradisi itu berlanjut dan seolah-olah DSK sudah dipaksakan Eropa, niat negara lain untuk berpartisipasi aktif akan berkurang," kata Bradlow.

Dennis De Tray, Wakil Presiden Center for Global Development, sebuah think tank di Washington, mengatakan, pencalonan instan untuk DSK adalah sebuah kesempatan yang hilang untuk sistem yang lebih baik.

AS dan UE sama-sama culas

Inggris, salah satu anggota UE, tampaknya tidak ikut-ikutan mendukung DSK. Menkeu Inggris Alistair Darling mengatakan, secara pribadi DSK merupakan calon kredibel. "Namun, Pemerintah Inggris ingin juga melihat beberapa calon untuk dipilih dari bagian lain di IMF," katanya.

Selama bertahun-tahun negara berkembang telah memprotes tradisi soal dominasi Eropa untuk kepemimpinan IMF dan AS untuk Bank Dunia. Negara berkembang meminta proses seleksi kepemimpinan IMF dilakukan secara terbuka dan kandidat dipilih berdasarkan jasanya. Berdasarkan peraturan IMF, setiap anggota dewan dapat mengajukan calon, dari warga negara mana saja. Namun, ini hanya teori.

UE tetap dengan rencananya. "Kami menilai DSK adalah figur yang pas untuk memimpin IMF," kata Menteri Keuangan Portugal Fernando Teixeira dos Santos.

Darling mengatakan, kini saatnya mengubah sistem dan posisi kepemimpinan IMF harus terbuka bagi calon dari belahan dunia lain. "Harus ada kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk menjadi calon dan kemudian yang terbaik dipilih dari calon-calon itu," katanya.

"Kita tidak percaya bahwa sistem seperti ini akan bisa bertahan di masa datang, di mana IMF otomatis dipimpin Eropa dan Bank Dunia otomatis dipimpin AS," kata Darling.

Menkeu Perancis mengatakan, jika pola pencalonan pemimpin IMF dipertanyakan, berarti pola pencalonan pemimpin Bank Dunia yang dilakukan sepihak oleh AS juga harus dipertanyakan. Tradisi di dua institusi itu harus dipertanyakan juga.

AS dan UE sama culasnya. Itu saja. (REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: