Tuesday, July 10, 2007

Thailand
Thaksin: Rakyat Sangat Merindukan Saya

Bangkok, Senin - Thaksin Shinawatra mengatakan, rakyat Thailand sangat merindukannya. Warga juga merasa kehilangan dengan program Thaksin yang gencar memerangi kemiskinan. Demikian hasil wawancara Thaksin dengan Bangkok Post yang dipublikasikan Senin (9/7).

Wawancara berlangsung akhir pekan lalu di Hongkong dan merupakan wawancara pertama dengan media Thailand setelah Thaksin terjungkal dari kursi perdana menteri (PM) pada kudeta 16 September 2006.

Wawancara Bangkok Post itu sekaligus melanggar perintah junta militer, si pelaku kudeta, yang sudah memperingatkan media lokal agar tidak mewawancarai Thaksin. Harian Post Today, satu kelompok dengan Bangkok Post, juga meluncurkan hasil wawancara itu dengan porsi halaman yang cukup besar.

Thaksin mengatakan, program pelayanan kesehatan pada warga miskin dan pedesaan telah membuat warga miskin merasa lega dengan beban biaya kesehatan. Ia juga menyinggung kembali soal program pengurangan utang pada warga pedesaan, yang disambut antusias oleh warga.

"Kebijakan ini nyata. Kecintaan rakyat, pemikiran dan perhatian rakyat masih kuat. Bisakah perasaan itu dilenyapkan? Hal itu tidak bisa terjadi cepat," kata Thaksin, yang makin berani bersuara lantang, walau ia menyatakan akan pensiun dari politik dan mulai menikmati hidup setelah terjungkal.

"Rakyat merasa kehilangan, mereka sangat perhatian pada saya dan menghargai apa yang saya perbuat pada mereka dan keluarga mereka," kata Thaksin, yang terus-menerus memanas-manasi situasi politik di Thailand dari kejauhan.

Thaksin menegaskan kembali bahwa ia benar-benar telah pensiun dari politik. Namun, ia mendorong pendukungnya untuk terus berjuang meraih hak-hak mereka.

"Mereka harus terus berjuang karena banyak rekan sesama warga negara kita yang masih merindukan dan membutuhkan uluran tangan kita. Namun, kita harus bersabar sembari tetap berjuang," kata Thaksin.

"Yang diinginkan rakyat adalah kembalinya hak untuk berekspresi. Sebentar lagi akan ada pemilu. Pilih orang yang Anda sukai dan tolak orang yang Anda tidak sukai. Itu saja," demikian pesan Thaksin kepada rakyat Thailand.

Tokoh kudeta

Pesan Thaksin itu secara tidak langsung memukul junta militer. Secara kebetulan, Jenderal Sonthi Boonyaratkalin, pemimpin kudeta 16 September, mengatakan ingin menjadi seorang anggota parlemen.

Keinginan Sang Jenderal ini kemungkinan akan terwujud karena setidaknya akan ada sejumlah kursi di parlemen yang para anggotanya bukan dari hasil pemilu, tetapi merupakan pengangkatan langsung oleh sebuah komite. Hal itu dimungkinkan karena konstitusi Thailand kini sedang diubah dan salah satunya berisikan penunjukan langsung sebagian anggota parlemen.

Keinginan Boonyaratkalin menjadi anggota parlemen itu dinyatakan Menteri Pertahanan Thailand Boonrawd Somtas, Senin di Bangkok, sebagaimana diberitakan di harian The Nation.

"Namun, saya yakin pemimpin junta akan bertarung menjadi anggota parlemen, tetapi tidak dalam kapasitasnya sebagai ketua partai," kata Boonrawd. Dia menambahkan, Boonyaratkalin juga tidak berniat menjadi PM.

Sebelumnya Boonyaratkalin menyatakan tak berniat menjadi PM, tetapi hanya sebagai anggota parlemen. (AFP/MON)

No comments: